Zuckerberg Dituding 'Anak Tirikan' Instagram, Kok Bisa?

Uzone.id — Instagram, WhatsApp, dan Facebook sama-sama berada di bawah induk yang sama, yaitu Meta. Meski begitu, ternyata aplikasi-aplikasi ini tidak seakur yang terlihat bahkan ada yang menjadi anak emas dan anak tiri.
Hal tersebut dibocorkan oleh mantan bos Instagram sekaligus Co-Founder Instagram, Kevin Systrom saat memberikan kesaksiannya dalam kasus anti-monopoli penting yang diajukan Komisi Perdagangan Federal terhadap Meta pada Selasa (22/04).
Systrom menyebut kalau Mark Zuckerberg ‘menganaktirikan’ Instagram dan menyebutnya sebagai ancaman untuk kesuksesan Facebook.
Pasca akuisisi, Systrom yang sempat memimpin Instagram setelah berada di bawah Meta, mengatakan bahwa Meta "kurang berinvestasi" di Instagram dan membatasi sumber daya untuk platform tersebut.
Bahkan, Systrom mengatakan bahwa Zuckerberg berulang kali menahan sumber daya penting dari Instagram dan membatasi pertumbuhan platform agar engagement Facebook tidak menurun.
Sebagai bukti, Systrom menampilkan beberapa email yang dirilis yang mengungkapkan kekesalan Systrom terhadap kurangnya investasi Meta di Instagram. Salah satunya, email yang dikirim ke mantan chief technology officer Mike Schroepfer, di mana ia menulis bahwa Instagram memiliki area-area yang terbatas untuk mendapatkan dana.
Dia bersaksi bahwa permintaan alokasi sumber daya untuk Instagram sering kali diabaikan, bahkan tidak diberi dukungan penting seperti penambahan staff untuk divisi penting seperti pengembangan video dan program privasi data.
Bahkan setelah skandal Cambridge Analytica mencuat di Meta, Systrom mencatat bahwa Instagram tidak menerima personil tambahan, meskipun privasi data semakin penting di dalam perusahaan.
Tak sampai disitu, mantan bos Instagram ini juga bersaksi bahwa pada tahun 2018, Zuckerberg mulai mengurangi dukungan internal Facebook untuk Instagram, seperti fitur pemberitahuan atau link yang mengarahkan pengguna masuk ke Instagram langsung dari Facebook karena takut Facebook kalah pamor.
“Dia percaya bahwa kami merugikan pertumbuhan Facebook,” kata Systrom.
Dalam kesempatan yang sama, Systrom juga mengatakan bahwa Instagram memiliki potensi untuk berkembang secara mandiri dan tidak memerlukan infrastruktur atau sumber daya Meta untuk berkembang.
Dia mengatakan bahwa dia yakin perusahaan ini mampu meluncurkan fitur-fitur utama seperti pengiriman pesan pribadi dan kemampuan video jika tetap berdiri sendiri. Systrom juga mengakui bahwa pertumbuhan Instagram bisa saja berjalan ke arah lain dan menyebut bahwa kemungkinan bagi Instagram untuk gagal sangat rendah.
Namun, nasi sudah menjadi bubur, Instagram sudah diakuisisi oleh Facebook (yang kemudian berubah menjadi Meta) pada tahun 2012 lalu dengan mahar sekitar USD1 miliar. Kala itu, bergabungnya Instagram ke Facebook dipicu oleh iming-iming Facebook yang bisa membantu popularitas platform menanjak naik.
"Dia selalu sangat senang memiliki Instagram di dalam keluarga karena Instagram berkembang sangat cepat dan kami melakukan pekerjaan produk yang hebat,” kata Systrom.
Namun, di sisi lain, karena Zuckerberg adalah pendiri Facebook, dia juga memiliki perasaan campur aduk soal "mana yang lebih baik" antara Facebook atau Instagram yang menyebabkan perasaan bersaing dan takut Facebook kalah dari Instagram.