WNI di Kamboja Terjerat 1.112 Kasus Penipuan Online, Ini Modusnya

Uzone.id – Imbauan pemerintah, pemberitaan gencar di media, hingga beragam kasus viral di media sosial tampaknya belum sepenuhnya menyadarkan masyarakat dengan bahaya penipuan online.
Iming-iming gaji besar, pekerjaan yang mudah, serta fasilitas mewah yang dapat dinikmati dengan persyaratan minim membuat masyarakat mudah terjebak.
Kedutaan besar RI di Phnom Penh telah menangani 1.301 kasus warga Indonesia yang bermasalah di Kamboja, pada kuartal I 2025. Dari total tersebut, sebanyak 85 persen atau
sekitar 1.112 kasus berkaitan dengan penipuan daring atau online scamming.
Angka tersebut di-spill langsung oleh Santo Darmosumarto selaku Dubes RI untuk Kamboja. Secara keseluruhan, kenaikan kasus—bukan hanya kategori penipuan online—mencapai 174 persen dibandingkan tahun 2024.
Melihat angka kasus yang semakin meningkat, Santo mengimbau agar WNI berhati-hati dengan ajakan untuk bekerja di luar negeri.
"KBRI Phnom Penh akan memperkuat koordinasi dengan instansi terkait di Tanah Air guna mendorong upaya pencegahan, penanggulangan, dan penindakan, terutama atas kasus WNI bermasalah di Kamboja," ungkap Santo, mengutip dari berbagai sumber.
Mirisnya, skema penipuan ini dilakukan oleh WNI dengan menargetkan sesama WNI yang masih tinggal di Tanah Air. Contohnya saja yang dialami oleh Farhan Shumaker Maysello atau yang akrab disapa Mas Batik 72.
Namanya mencuat setelah ia menjadi host live di akun TikTok 72 Batik. Saat diundang sebagai bintang tamu oleh pemilik akun YouTube kasisolusi, ia menceritakan pengalaman gelapnya.
Sebelum menjadi host live, Farhan sempat bekerja di Filipina. Ia diajak untuk bekerja sebagai admin oleh temannya yang saat itu sedang bekerja di Filipina.
Ia mengakui bahwa salah satu alasan mengapa kemudian memutuskan untuk berangkat karena iming-iming gaji besar. Saat itu, gaji temannya berkisar Rp15 juta per bulan. Bahkan, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan UMR pekerja di Jakarta.
Naas, setelah sampai di Filipina ia baru menyadari bahwa ada yang tidak beres. Kekhawatirannya terbukti setelah mulai bekerja. Untungnya, Farhan menjadi salah satu WNI yang beruntung bisa kembali ke Tanah air dengan selamat.