Tren AI Ghibli Masih Hype, Hati-hati Ada Bahaya Mengintai

Uzone.id — Saat ini, tren mengubah foto menjadi kartun bergaya Ghibli menggunakan AI masih terus diminati. Meski sudah diberi warning oleh pencipta asli kartun Ghibli, tren generate foto di ChatGPT ini belum sepi penggemar.
Bahkan, saat ini sudah banyak situs-situs AI lain yang mengikuti langkah ChatGPT untuk menghadirkan kemampuan untuk melakukan generate foto menjadi kartun Ghibli. Sebut saja Grok, Gemini AI hingga yang terbaru, Fotor.
Namanya juga digital, apapun yang bersifat digital dan berada di ruang siber kerap kali diintai oleh bahaya yang tak terduga.
Vladislav Tushkanov, Group Manager Kaspersky AI Technology Research Center menghimbau pengguna untuk tetap hati-hati ketika mengakses situs-situs berbasis AI.
“Meskipun sebagian besar perusahaan mapan memastikan keselamatan dan keamanan data yang mereka kumpulkan dan simpan, bukan berarti perlindungannya bersifat bulletproof,” katanya dalam keterangan yang diterima Uzone.id.
Apalagi saat ini, data yang dibagikan adalah foto, terutama potret pribadi (dan orang terdekat) yang bersifat sensitif. Celah ini bisa digunakan oleh penjahat dunia maya, misalnya untuk menyamar di media sosial atau digunakan untuk deepfake.
Tapi ada sedikit keuntungan, foto saja hampir tidak dapat digunakan untuk melakukan penipuan karena berbagai skema penipuan memerlukan informasi yang jauh lebih beragam tentang korban, seperti informasi pribadi, dokumen, dan lain-lain.
Yang menjadi masalah adalah ketika menggunakan chatbot AI untuk membahas masalah pribadi. Kalian biasanya menganggap chatbot sebagai teman dan menceritakan semuanya seperti keuangan atau kesehatan.
Celah inilah yang bisa dapat memberi umpan pada penjahat dunia maya agar lebih banyak peluang untuk skema potensial, seperti spear phishing.
“Selain itu, akun yang digunakan untuk mengakses layanan dapat diretas jika kredensial atau perangkat pengguna disusupi,” tambah Vladislav.
Dari penemuan Kaspersky Digital Footprint, ada banyak unggahan di dark web dan forum peretas yang menawarkan akun pengguna di situs AI, yang berisi riwayat percakapan pribadi dengan chatbot.
Apalagi saat ini kebocoran data bisa saja terjadi karena masalah teknis atau aktivitas berbahaya lainnya seperti penyusupan. Hingga pada akhirnya, data dapat bocor dan menjadi konsumsi publik atau muncul untuk dijual di situs darkweb.
Untuk melindungi diri sendiri, pengguna harus menggabungkan praktik keamanan standar dengan kewaspadaan dan akal sehat.
Salah satu tipsnya adalah melindungi akun AI dengan kata sandi yang kuat, gunakan pengelola kata sandi canggih, selalu perlakukan chatbot sebagai orang asing acak di internet, jangan pernah membahas masalah pribadi atau membagikan data pribadi yang bersifat rahasia baik milik pribadi atau orang lain.
Terakhir, tetap waspada terhadap situs web phishing potensial yang mengumpulkan kredensial dan menyebarkan malware.