Toyota Innova Zenix Hybrid: MPV Bongsor yang Nggak Haus BBM

Uzone.id - Mobil bongsor, mesin 2.000cc, identik sama boros? Nggak berlaku untuk Toyota Innova Zenix Q Hybrid. Berbekal fitur-fitur hybrid-nya, konsumsi BBM mobil ini begitu irit, walau sudah melalui jalur-jalur dengan kemacetan panjang saat arus mudik lebaran beberapa waktu lalu.
Menggunakan mobil ini, kami telah melalui hampir 1.100 kilometer dari Bogor menuju Sukabumi, kemudian finish di Tasikmalaya melalui Jalur Selatan. Lalu, pulang ke Bogor dengan rute perjalanan lebih panjang lantaran melewati Majalengka dan gaspol via Tol Cipali.
Lalu bagaimana konsumsi bahan bakar dari Toyota Innova Zenix Q Hybrid saat kami gunakan untuk mudik? Nih hasil lengkapnya, serta kenapa mobil ini bisa irit banget.
Konsumsi BBM saat berangkat

Sebelum berangkat, kami isi BBM RON 92 dulu di BP-AKR. Saat mengisi, posisi bar BBM pada MID berada di antara strip 1 dan 2. Sampai full tank, terisi 34,4 liter dengan harga Rp444.491. Dan kebetulan banget saat itu, pembelian 25 liter gratis 1 liter, lumayan untuk isi penuh mobil bertangki 52 liter ini.
Namanya juga mudik, sudah pasti ada macet. Berangkat H+1 lebaran, kemacetan terjadi saat kami keluar Tol Cimanggis-Cibitung. Berharap kemacetan tak terlalu panjang, ternyata lebih parah dari perkiraan.
Kondisi stop-and-go ini berlangsung cukup lama hingga mencapai rest area KM57 di Tol Jakarta-Cikampek. Lancar hingga masuk ke daerah Kabupaten Bandung, kemacetan terjadi lagi di jalur Limbangan hingga keluar Malangbong.
Butuh 17 jam perjalanan untuk sampai kampung halaman di Tasikmalaya. Setelah tiba, level bahan bakar tersisa 1 bar kurang lagi, serta menampilkan indikator berwarna oranye dan tulisan ‘Low Fuel’.

Berdasarkan informasi dari MID, rata-rata konsumsi bahan bakarnya adalah 6,7 liter per 100 kilometer (L/100 KM). itu artinya, mobil bongsor ini menghabiskan 1 liter untuk jarak 14,9 kilometer. Bisa dibilang, konsumsi Toyota Innova Zenix Q Hybrid tergolong sangat irit, mengingat kondisi perjalanan yang didominasi kemacetan parah.
Bayangin aja, dalam kondisi stop-and-go, mobil konvensional apalagi dengan CC yang besar, pasti bakalan ‘haus’ bahan bakar karena mesin terus menyala tanpa menempuh jarak yang signifikan. Namun, berkat sistem hybrid, Innova Zenix yang kami bawa mampu memanfaatkan motor listrik untuk bergerak dalam kecepatan rendah atau saat berhenti, sehingga meminimalisir penggunaan bensin.
Konsumsi BBM saat pulang

Beberapa hari menikmati libur di kampung halaman, tiba saatnya untuk kembali ke Bogor. Kali ini, rute yang dipilih berbeda, yaitu melalui Majalengka dan masuk Tol Cipali. Kondisi lalu lintas di jalur ini relatif lebih lancar dibandingkan saat berangkat, meski jaraknya jadi lebih jauh.
Sebelum memulai perjalanan, kami kembali mengisi BBM RON 92 di SPBU Pertamina sebesar Rp300.000 untuk 24 liter.
Perjalanan arus balik lebih lancar, dan waktu tempuh juga jauh lebih singkat. Terlebih, kami juga disambut skema one way sampai Tol Jakarta-Cikampek.

Setibanya di rumah, indikator bahan bakar menunjukkan sisa setengah tangki kurang sedikit. Sementara dari catatan MID menunjukkan rata-rata konsumsi bahan bakar selama perjalanan pulang adalah 6,1 L/100 KM, atau 1 liter untuk jarak lebih dari 16,3 kilometer.
Angka ini bahkan lebih irit dibandingkan saat berangkat. Hal ini tentu wajar, mengingat kondisi lalu lintas yang lebih bersahabat, memungkinkan mobil melaju dengan kecepatan yang lebih stabil dan memaksimalkan kinerja sistem hybrid.
BBM irit, dompet full senyum

Toyota Innova Zenix Q Hybrid sangatlah irit. Sempat kebayang, kalau pakai MPV konvensional dengan mesin bensin ber-CC yang sama, kemungkinan pengeluaran untuk bahan bakar akan jauh lebih tinggi. Apalagi, perjalanan mudik yang didominasi kemacetan panjang.
Ada sejumlah fitur yang menurut kami sangat memengaruhi keiritan BBM mobil bongsor kasta tertinggi Innova Zenix ini. Seperti EV Mode yang bisa diaktifkan, dimana mobil dapat bergerak hanya dengan tenaga listrik saja.
Mode ini bisa diaktifkan manual atau menyala dengan sendirinya secara otomatis. Umumnya, EV Mode aktif dalam jarak pendek dan kecepatan rendah, sehingga sangat berguna saat terjebak macet atau saat melaju pelan di area perkotaan.
Kemudian Regenerative Braking yang akan mengubah energi kinetik saat mobil melambat atau melakukan pengereman menjadi energi listrik untuk mengisi baterai. Pada MID, akan terlihat juga animasi pengisiannya, lengkap dengan visual apakah mobil menggunakan mode hybrid (EV dan bensin), mode EV, ataupun mesin.

Sudah pasti, sistem Hybrid Synergy Drive (HSD) berpengaruh besar pada iritnya BBM di Toyota Innova Zenix Q Hybrid. Sistem ini bekerja secara cerdas mengatur perpindahan tenaga yang sangat halus antara mesin bensin dan motor listrik untuk menghasilkan efisiensi bahan bakar yang optimal.
Soal mode berkendara, ada tiga opsi yang bisa dipilih, Eco, Normal, dan Power. Seringnya, kami bergantian antara Eco dan Normal, sementara Power hanya sesekali saat butuh tenaga lebih ‘ngejambak’ saat tanjakan yang lumayan curam.
Pengalaman mudik Bogor-Tasikmalaya-Bogor yang kami lakukan berhasil membuktikan keiritan Toyota Innova Zenix Q Hybrid. Meskipun dihadapkan dengan kemacetan parah, mobil ini tetap mampu mencatatkan angka konsumsi BBM yang sangat memuaskan.
Fitur-fitur hybrid yang canggih menjadi kunci utama dalam mencapai efisiensi tersebut. Selain irit, mobil ini juga menawarkan kenyamanan ekstra dan performa mumpuni.