Teknologi Pemantau Bencana Ini Kena Dampak Efisiensi Pemerintah

Uzone.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo, mengeluarkan kebijakan untuk memangkas anggaran dengan alasan efisiensi.
Lewat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Prabowo memerintahkan untuk menghemat anggaran hingga Rp306 triliun di tahun ini.
Imbasnya, pagu indikatif anggaran 2025 untuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Anggaran (Basarnas) akan terkena efisiensi hingga 50 persen.
Anggaran BMKG yang sebelumnya Rp2,8 triliun akan menjadi Rp1,4 triliun, dan Basarnas dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,01 triliun. Untuk itu, secara terpisah, BMKG juga mengajukan permohonan dispensasi terkait pemotongan anggaran.
BMKG menilai jika efisiensi anggaran ini akan berdampak pada banyak alat operasional utama (aloptama) yang terancam mati. Apalagi hampir 600 alat sensor yang digunakan untuk memantau gempa bumi dan tsunami yang dimiliki BMKG lebih banyak yang sudah melebihi usia kelayakan.
Dalam informasi terbaru, BMKG memastikan jika anggaran terkait pengelolaan deteksi gempa dan tsunami akan tetap dipertahankan. Dalam diskusi bersama Dirjen Anggaran, BMKG akan mendapat perubahan dari pagu Rp1,4 triliun menjadi Rp1,78 triliun.
Selain efisiensi anggaran yang berimbas pada teknologi pengelolaan deteksi gempa dan tsunami, dampak dari kebijakan ini juga cukup mempengaruhi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Imbas dari efisiensi ini, BRIN — nantinya — terpaksa untuk menghapuskan seluruh anggaran riset dan inovasi di 12 organisasi riset, termasuk organisasi riset Elektronika dan Informatika. Artinya, seluruh organisasi riset di BRIN tidak akan mendapat dana riset jika pemotongan anggaran benar-benar dilakukan.
Tak sedikit yang menganggap jika pemangkasan anggaran untuk riset ini akan menghambat kemajuan riset yang menjadi kunci untuk daya saing dan kemajuan teknologi negara di masa depan. Namun, keputusan untuk memangkas anggaran riset ini masih belum final dan masih dalam proses simulasi.