Tarif Impor Trump Bikin Harta Zuckerberg hingga Jeff Bezos Anjlok
Uzone.id — Pada awal April 2025 lalu, Donald Trump memberikan kejutan dengan memberlakukan kenaikan tarif timbal balik ke hampir seluruh negara di dunia. Alhasil, semua sektor kalang kabut dan memutar otak agar tidak banyak terdampak dalam perubahan ini.
Salah satu dampak besar yang dirasakan akibat kenaikan tarif timbal balik Donald Trump ini berimbas ke 500 orang terkaya di dunia yang kehilangan total USD208 miliar atau sekitar Rp. 3.444 triliun gara-gara kebijakan ini.
Dari laporan Bloomberg, lebih dari separuh orang-orang kaya ini mengalami penurunan kekayaan, dengan penurunan rata-rata sebesar 3,3 persen. Para miliarder di Amerika Serikat jadi yang paling terpukul, apalagi ada nama beken dari sektor teknologi seperti Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos yang paling banyak mengalami kerugian.
Mark Zuckerberg misalnya, pendiri Meta ini menjadi yang paling dirugikan oleh penerapan tarif impor dari Donald Trump. Induk Instagram, Facebook dan WhatsApp ini kehilangan sekitar USD17,9 miliar atau Rp302 triliun, atau 9 persen dari keseluruhan kekayaan bersihnya.
Selanjutnya, ada bos dari Amazon, Jeff Bezos. Saham Amazon langsung anjlok sekitar 9 persen pada Kamis, (03/04) lalu. Jadi yang paling rendah semenjak 2022 dan membuat pendiri raksasa teknologi ini kehilangan 25 persen kekayaannya atau USD15,9 miliar (Rp268 T).
Elon Musk yang jadi timses Donald Trump pun gak kebal akan imbas kenaikan tarif ini. Di hari yang sama, CEO Tesla tersebut kehilangan USD11 miliar atau Rp185 T pada hari Kamis karena adanya keterlambatan pengiriman dan peran kontroversialnya sebagai pemimpin DOGE di kabinet Trump. Saham Tesla juga menurun pasca tarif Donald Trump diumumkan, penurunan ini mencapai 5,5 persen pada Kamis, (03/04).
Tahun ini, Musk sudah kehilangan hartanya kurang lebih USD134.7 miliar atau Rp2.274 triliun per bulan April 2025 ini. Bahkan, laporan terbaru dari Bloomberg, Selasa, (08/04), harta Musk kini tersisa sekitar USD297 miliar saja setelah sebelumnya mencapai USD319 miliar lebih.