Gadget

Strategi Asus Soal Tarif Impor Trump hingga Wacana Relaksasi TKDN

Vina Insyani
Strategi Asus Soal Tarif Impor Trump hingga Wacana Relaksasi TKDN

Uzone.id — Saat ini, sektor teknologi tengah menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari rencana penerapan tarif yang diumumkan Donald Trump, relaksasi TKDN yang diumumkan Presiden Prabowo hingga kurs Rupiah yang naik dan turun.

Sektor teknologi baik global maupun di Indonesia turut terkena imbas dari kebijakan-kebijakan tersebut. Soal rencana tarif Donald Trump misalnya, hal tersebut akan mempengaruhi harga produk yang dijual ke para konsumen.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi, Asus Indonesia pun tak mengelak bahwa hal-hal tersebut akan berdampak pada perangkat mereka dan pasar teknologi di Indonesia.

Soal Kurs dan Tarif Impor Donald Trump, Apa Kata Asus Indonesia?

Terkait kurs rupiah terhadap dolar yang naik turun dan kondisi ekonomi yang tak stabil misalnya, Asus melihat bahwa hal tersebut berpengaruh cukup signifikan untuk perusahaan mereka.

“Pengaruhnya signifikan sebenarnya. Dolar kemarin sudah Rp17 ribu kemarin. Jadi ya, itu membuat kondisi market jadi semakin agak lesu. Jadi kalau misalnya kita hadirkan laptop gaming yang premium harganya tinggi, mungkin minatnya kurang,” kata Muhammad Firman, Head of Public Relations Asus Indonesia usai acara Media Launch Gaming Series, Selasa, (15/04).





Tak hanya kurs rupiah yang naik turun, tarif Trump juga akan berpengaruh pada sektor ini. Firman mengatakan bahwa tarif tersebut akan memberi dampak yang lebih jauh.

“Yang tarif di US, di China, teknologi kan dari sana ya, dari China. Mereka menaikkan tarif, pasti ada dampaknya juga ke sini nanti. Selain dari kurs rupiah yang turun, ada persaingan tarif di sana, itu pasti dampaknya juga akan lebih jauh,” tambahnya.

Harga produk-produk Asus di Indonesia bakal ikut berubah gak ya?

Soal harga yang kemungkinan akan berubah, Firman mengatakan bahwa Asus masih belum memutuskan. Namun, menurutnya, pasti akan ada perubahan.

“Untuk seri yang sudah kita hadirkan, mungkin akan ada perubahan. Cuma belum kita putuskan apakah ada kenaikan karena kurs dan segmen juga akan jadi pengaruh, pengiriman segala macam kan ada kenaikan juga pasti nanti. Untuk yang sudah masuk di pasaran, mungkin akan ada perubahan, tapi untuk yang saat ini, belum kita umumkan,” ujar Firman.





Asus Indonesia melihat bahwa tantangan-tantangan ini mendorong perusahaan untuk lebih selektif dalam merilis perangkat yang diterima di pasaran. Kondisi ini membuat Asus mengeluarkan jajaran laptop gaming entry level lebih dahulu untuk memenuhi minat pasar yang masih tinggi.

“Cuma kalau harganya terlalu mahal, mungkin demand end user mungkin berkurang. Makanya kita hadirkan yang seri ini, ini lebih terjangkau,” tambahnya.





Firman melanjutkan bahwa pihaknya akan melakukan penyesuaian kembali terkait barang yang dirilis nantinya.

“Jadi misalnya dalam quarter ini kita fokus ke produk ini, tapi dengan kondisi yang lagi nggak stabil, kita alihkan fokus ke produk yang lain, karena kita melihat ini masih punya potensi yang lebih baik di pasaran dibandingkan dengan model-model lainnya,” pungkasnya.

Imbas relaksasi TKDN: Untung buat Asus, Rugi Buat Indonesia?

Soal wacana TKDN yang disampaikan oleh Prabowo Subianto, Asus mengatakan bahwa pihaknya nantinya akan mengikuti kebijakan terbaru pemerintah. 

“Untuk laptop, desktop, dan PC all-in-one, kita sudah 40 persen. Untuk segmen B2B, proyek pemerintahan, itu sudah 40 persen. Untuk smartphone kan juga sudah 40 persen, cuman kalau misalnya ada kebijakan baru, keputusan baru, peraturan pemerintahan TKDN versi update nanti seperti apa, ya sudah kita akan ikuti,” jelas Firman.





Soal TKDN ini, Firman menyebut hal ini menjadi keuntungan untuk perusahaan teknologi.

“Kalau dari sisi kita sebagai brand, sebenarnya diuntungkan dengan TKDN fleksibel, atau misalnya TKDN dihapus sama pemerintah, itu menguntungkan buat kita. Jadi kita tinggal impor saja produknya sudah jadi, kita tidak usah repot-repot kerja sama dengan pabrikan lokal,” ujarnya.

Akan tetapi, hal ini memberi kerugian untuk pihak Indonesia. Salah satu yang terkena imbasnya adalah produsen lokal yang bekerja sama dengan Asus saat ini. Firman menjelaskan bahwa kemungkinan mereka takkan lagi menggunakan jasa-jasa lokal dan langsung menggunakan produk dari China karena relaksasi TKDN ini.

“Karena ya tidak perlu banyak lagi kerja sama dengan produksi lokal, tidak perlu lagi perakitan di dalam negeri, ya pasti kurang (menguntungkan) di Indonesia. Sedih dari sisi lokal Indonesia, namun sebagai brand, kami membutuhkan ini,” pungkasnya.