Starlink Tak Lagi Terima Pelanggan Baru di Indonesia, Apa Alasannya?

Uzone.id — Baru satu tahun
beroperasi di Indonesia, layanan internet milik Elon Musk Starlink mengumumkan tidak lagi menerima pengguna baru di Indonesia.
Hal tersebut diumumkan oleh Starlink dalam blog resminya
berjudul ‘Catatan Penting untuk Pelanggan Baru di Indonesia’ yang dibagikan
pada pekan kedua Juli 2025.
Dalam blognya, Starlink menyebut bahwa saat ini, kapasitas
layanan sudah terjual habis di Indonesia sehingga tidak memungkinkan untuk
menerima pelanggan baru.
“Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitas yang terjual habis di seluruh Indonesia,” tulisnya.
Selain itu, perusahaan juga telah menghentikan aktivasi
perangkat baru bagi pelanggan yang membeli melalui retail atau penjual pihak
ketiga.
Penghentian sementara ini dilakukan hingga batas yang belum
ditentukan. Pihak Elon Musk saat ini masih bekerja sama dengan pihak lokal
terkait ketersediaan layanan untuk pengguna baru mereka.
“Namun, Anda masih dapat menempatkan deposit untuk memesan
tempat Anda dalam daftar tunggu dan menerima pemberitahuan segera setelah
layanan tersedia kembali,” tambahnya.
Tidak disebutkan berapa jumlah pengguna Starlink di Indonesia saat ini, namun dengan kapasitas yang habis digunakan, dapat dilihat bahwa layanan internet satelit ini sudah banyak menggaet pelanggan di Indonesia hanya dalam kurun waktu satu tahun.
Starlink sendiri sudah hadir di Indonesia semenjak Mei 2024.
Diluncurkan langsung di Bali oleh Elon Musk, layanan internet satelit kemudian
memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Kehadiran layanan internet satelit ini menambah ‘warna’ baru
bagi industri telekomunikasi di Indonesia. Dengan kehadiran PT Starlink Service
Indonesia ini, terdapat 3 pilihan internet yang bisa dipilih saat ini, yaitu
internet seluler, fixed broadband, dan internet satelit.
Menurut Doni Ismanto, pendiri Indotelko Forum, jaringan
internet satelit seperti Starlink ini cocok menjadi ‘backup’ internet di
wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang tidak terjangkau oleh
internet seluler, fixed broadband dan satelit Satria-1 atau daerah Indonesia
Timur.