Smart City RI Tertinggal Jauh, Disalip Malaysia dan Vietnam

Uzone.id — IMD World Competitiveness Center (WCC) mengeluarkan laporan terbaru mengenai peringkat smart city di seluruh dunia termasuk Indonesia di 2025 ini.
Dalam survei yang dibagikan Rabu (09/04), IMD mengumumkan peringkat 3 Smart City terbaik di Indonesia termasuk beberapa permasalahan yang terus dialami oleh kota tersebut.
Sayangnya, di tahun 2025 ini, 3 kota pintar Indonesia yaitu Jakarta, Medan dan Makassar semakin tertinggal dari kota-kota di Asia Tenggara lainnya.
Secara menyeluruh (peringkat global), peringkat smart city Jakarta di Indonesia tercatat stagnan dan tetap berada di peringkat 103 berdasarkan hasil riset Smart City Index 2025 yang diterbitkan oleh IMD World Competitiveness Center (WCC).
Sayangnya, peringkat Jakarta malah tersalip oleh Ho Chi Minh asal Vietnam yang berada di peringkat 100 global. Padahal, tahun lalu ho Chi Minh berada di bawah peringkat Jakarta.
Selain Jakarta, Medan dan Makassar juga mengalami penurunan. Peringkat Medan turun satu peringkat dari 112 ke posisi 113 tahun ini dan Makassar naik satu peringkat dari 115 pada 2024 ke posisi 114 di 2025.
Di tahun ini, tiga kota pintar ini kalah dari sejumlah kota Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Kuala Lumpur (Malaysia), Bangkok (Thailand), Hanoi (Vietnam) hingga Ho Chi Minh (Vietnam).
Peringkat kota-kota di Indonesia hanya unggul dari Manila (Filipina) saja yang berada di peringkat 125. Dalam lima tahun terakhir, peringkat smart city Jakarta, Medan, dan Makassar bahkan terus anjlok bahkan terus keluar dari 100 besar kota pintar di seluruh dunia.
Berdasarkan survei, warga Jakarta mengidentifikasi tiga permasalahan utama yang perlu segera mendapat perhatian pemerintah daerah.
Seperti tahun sebelumnya, polusi udara masih menjadi masalah serius dengan persentase 72,5 persen. Disusul oleh kemacetan lalu lintas sebanyak 61 persen dan korupsi sebesar 59,2 persen.
Sementara di Medan, tiga masalah utama yang mendapat sorotan yaitu soal keamanan 58 persen, korupsi sebesar 55,4 persen dan kemacetan sebesar 55,4 persen.
Lanjut ke Makassar, responden menyoroti tiga permasalahan utama yang perlu diperbaiki, yaitu pengangguran 54,8 persen, korupsi 50,9 persen dan kemacetan lalu lintas 47,2 persen.
Berikut daftar peringkat smart city sejumlah kota di Asia Tenggara menurut IMD Smart City Indeks 2025:
Singapura peringkat 9 dunia, turun 4 peringkat dari posisi 5 di tahun 2024
Kuala Lumpur peringkat 65 dunia, naik 8 peringkat dari posisi 73 tahun 2024
Bangkok peringkat 86, turun 2 peringkat dari posisi 84 tahun 2024
Hanoi peringkat 88, naik 8 peringkat dari posisi 97 tahun 2024
Ho Chi Minh peringkat 100, naik 4 peringkat dari posisi 104 tahun 2024
Jakarta peringkat 103, tetap sama dengan posisi tahun 2024
Medan peringkat 113, turun 1 peringkat dari posisi 112 tahun 2024
Makassar peringkat 114, naik 1 peringkat dari posisi 115 tahun 2024
Manila peringkat 125, turun 4 peringkat dari posisi 121 2024.
Penelitian tahunan ini juga menyoroti soal harga hunian yang semakin tidak terjangkau di berbagai kota-kota besar dunia yang masuk dalam IMD Smart City Indeks 2025 sehingga menyebabkan kenaikan pada biaya hidup.
“Di berbagai belahan dunia, kota-kota besar memang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan menarik urbanisasi. Namun, keberhasilan ini sering diiringi pula dengan kenaikan biaya hidup yang signifikan. Kami melihat adanya jurang kesenjangan antara pertumbuhan gaji penduduk perkotaan dengan harga hunian sewa dan beli yang terus naik signifikan,” kata Arturo Bris, Direktur WCC.
Mahalnya harga hunian di kota-kota besar sudah menjadi isu global yang menyoroti soal keterbatasan ketersediaan perumahan terjangkau yang turut berdampak pada kelas menengah.