SKKL Apricot: Proyek Kabel Laut Baru Google dan Meta di RI

Uzone.id – Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) adalah tulang punggung transformasi digital Indonesia.
Kabel ini berperan penting dalam menghubungkan langsung ke pusat data, mempercepat pengiriman data digital, dan memperkuat jaringan internet nasional.
Kabar baiknya, dua raksasa teknologi global, Meta dan Google dikabarkan akan menambah jaringan kabel bawah laut atau subsea cable di Indonesia.
Persetujuan Kegiatan Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) untuk proyek kabel bawah laut yang melibatkan Meta dan Google pun telah diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP).
PKKPRL tersebut diberikan atas nama SKKL Apricot. Pengajuannya sendiri telah dilakukan sekitaran tahun 2021-2022.
Sebagai tambahan informasi, proses perizinan ini memakan banyak waktu sebab setiap kabel laut internasional yang melalui perairan Indonesia memerlukan banyak perizinan.
Mulai dari KKP, berlanjut ke Kementerian Lingkungan Hidup, kemudian ke Kementerian perhubungan, hingga mengurus izin operasional di Komdigi.
Dalam pengerjaannya, SKKL Apricot ini turut melibatkan mitra lokal di mana Meta dan Google bekerja sama dengan Chungwa Telecom, NTT, dan PLDT dalam rencana mereka untuk membentangkan kabel sejauh 11.972 kilometer.
Nantinya, kabel laut tersebut akan menghubungkan Agat (Guam), Batam dan Tanjung Pakis (Indonesia), Minambiso (Jepang), Baler dan Davao (Filipina), Tuas (Singapura), dan Taucheng (Taiwan).
Rencananya, pembangunan kabel di bawah laut ini akan mencakup sepuluh jalur. Tujuh kabel di antaranya akan dikelola oleh Meta dan Google, sementara tiga jalur lainnya akan diserahkan kepada pemerintah.
Sebelumnya, pada Maret 2021, sudah ada kabel bawah laut yang telah terlebih dahulu mendapat PKKPRL, yakni SKKL Echo. Untuk proyek Echo sendiri dikerjakan oleh Meta dan Google dengan menggandeng XL Axiata (sekarang XLSmart).
Echo membentang sepanjang 15.000 km dari pantai barat AS. Kabel Echo diketahui masuk ke dalam wilayah perairan Indonesia sepanjang 234 km. Kabel tersebut memiliki kapasitas transmisi hingga 12 terabit per detik (Tbps).
Selain itu, pada tahun 2022, PKKPRL untuk proyek Bifrost kemudian keluar. Proyek kabel bawah laut ini dikerjakan oleh Meta dan Telin (anak perusahaan Telkom), bersama Keppel yang berasal dari Singapura.
Bifrost membentang sepanjang 19.888 kilometer dan dirancang sebagai jalur trans-pasific dengan kapasitas hingga 10,4 terabit per detik (Tbps).