Digilife

Selamat Tinggal, Skype! Saatnya Move On ke Microsoft Teams

Muhammad Faisal Hadi Putra
Selamat Tinggal, Skype! Saatnya Move On ke Microsoft Teams

Uzone.id - Siapa yang masa remajanya ditemani oleh serunya video call bersama teman via Skype? Hadir sejak tahun 2003, Skype harus menemui ajalnya di tahun ini. 

Dikutip dari The Verge, Microsoft akan menutup aplikasi Skype pada Mei mendatang. Skype akan digantikan oleh versi gratis dari Microsoft Teams.

Microsoft menjamin, pengguna hanya tinggal login saja menggunakan akun Skype mereka di aplikasi Microsoft Teams. Nantinya, seluruh riwayat pesan, obrolan grup, sampai kontak, akan diselaraskan secara otomatis tanpa harus membuat akun baru. 

"Pengguna Skype akan memegang kendali, mereka akan memiliki pilihan. Mereka dapat memigrasikan riwayat percakapan dan kontak keluar jika mereka mau, atau mereka dapat bermigrasi ke Teams," kata Jeff Teper, President of Microsoft 365 Collaborative Apps and Platforms dalam keterangannya.



Kalaupun pengguna enggan menggunakan Teams, Microsoft sediakan fitur ekspor data khusus yang memudahkan pengguna Skype melihat dan menyimpan riwayat percakapan mereka. 

Namun, lantaran ‘nyawa’ Skype hanya sampai 5 Mei saja, pengguna diimbau untuk segera memutuskan apakah ingin beralih ke Microsoft Teams atau menyimpan data-data mereka. 

Satu yang perlu diingat ketika beralih ke Teams, dimana Microsoft juga akan menghapus dukungan untuk panggilan telepon ke nomor domestik atau internasional. 

"Jika mereka ingin menggunakan Teams, maka peluncuran pertama akan berlangsung cepat karena kami telah melakukan pekerjaan untuk memulihkan kontak, riwayat pesan, dan log panggilan mereka," ucap Amit Fulay, Vice President of Product Microsoft.

Alasannya menurut Fulay, fitur ini tak lagi diinginkan dimana saat ini sudah tren layanan panggilan telepon berbasis internet atau Voice over Internet Protocol (VoIP). 

“Sebagian alasannya adalah kami melihat penggunaan dan trennya, dan fungsionalitas ini sangat hebat pada saat layanan suara melalui IP (VoIP) belum tersedia dan paket data seluler sangat mahal. Jika kami melihat ke masa depan, itu bukanlah hal yang kami inginkan,” jelasnya.

Bila pengguna masih memiliki kredit atau berlangganan layanan premium Skype, mereka masih bisa menggunakannya di dalam Microsoft Teams hingga akhir periode perpanjangan langganan berikutnya. Pun demikian dengan nomor yang terkait, pengguna perlu memindahkan nomor mereka ke penyedia lainnya.

Microsoft untuk sementara masih mempertahankan tombol Dial Pad khas dari Skype bagi pengguna yang berlangganan dan masih memiliki kredit tersisa. Tapi, Microsoft tidak akan menawarkan paket panggilan kepada penggunanya, seperti yang mereka lakukan untuk pelanggan bisnis.

"Mungkin hal terbesar adalah bandwidth yang lebih tinggi dan biaya paket data yang lebih rendah, dari kami dan yang lainnya, telah benar-benar mendorong hampir semua lalu lintas ke VoIP,” kata Teper.



Skype sempat menjadi salah satu aplikasi populer kala itu, membuat Microsoft tergoda untuk mengakuisisinya pada tahun 2011 seharga USD8,5 miliar. Namun, pamor layanan ini terus turun, terlebih ketika layanan seperti FaceTime, WhatsApp, hingga Messenger menawarkan fitur-fitur komunikasi yang lebih mudah kepada pengguna. 

Saat itu Microsoft sulit menandinginya melalui Skype. Terbukti juga ketika pandemi Covid-19 saat masyarakat harus work from home (WFH) lewat Zoom, bukannya Skype. 

“Basis pengguna Skype sebenarnya tumbuh pada awal pandemi, dan sejak itu tidak mengalami perubahan. Jumlahnya tidak menyusut secara drastis. Jumlahnya relatif tidak berubah selama beberapa tahun terakhir. Kami berharap dapat memindahkan sebagian besar pengguna Skype... tetapi kami ingin memastikan pengguna tahu bahwa mereka memegang kendali,” pungkas Teper.