Gadget

Review Motorola Edge 60 Fusion: Kelebihan & Kekurangannya

Muhammad Faisal Hadi Putra
Review Motorola Edge 60 Fusion: Kelebihan & Kekurangannya

Uzone.id - Comeback Motorola di Indonesia gak cuma diawali ponsel menengah harga Rp2 jutaan—Moto G45 5G. Kejutan lainnya yang dihadirkan brand Amerika Serikat (AS) ini adalah Motorola Edge 60 Fusion yang dibanderol dengan harga Rp5 jutaan.

Segmen harga segini memang seksi banget di pasar Indonesia. Hampir setiap merek ponsel yang hadir di Indonesia, punya jagoan masing-masing di harga Rp5 jutaan. Motorola pun harus menghadapi Samsung, Xiaomi, Vivo, dan lainnya, lewat Motorola Edge 60 Fusion.

Ponsel ini gak cuma tampil premium dan cantik saja dengan warna yang tersertifikasi PANTONE, dari ketahanan sampai kemampuan kamera pun jadi kelebihan dari Motorola Edge 60 Fusion. Biar tau lebih jelas, simak aja deh review lengkap Motorola Edge 60 Fusion, karena ada catatan kelebihan dan kekurangan juga yang kami temukan terkait ponsel ini. 

Ketahanannya jempolan, layarnya terang


Motorola lagi-lagi pakai material bodi yang ramah di genggaman. Bodi Motorola Edge 60 Fusion ini lembutnya keterlaluan, semuanya berkat bodi belakang yang dilapisi kulit vegan dengan ragam warna hasil kolaborasi dengan PANTONE, yakni Amazonite dan Slipstream. 

Nyaman saja menggenggamnya, gak licin pula. Apalagi, secara dimensi memang terbilang ergonomis. Ponsel ini cuma setebal 8 mm dengan bobot tak lebih dari 180 gram. Plus, ada casing bawaan dengan material yang juga halus dan lumayan tipis, sehingga nggak membuat bodi ponsel ini jadi lebih tebal.

Satu kurangnya, kalau kalian memutuskan tak menggunakan casing, dan kekurangan ini berlaku untuk tipe dengan warna yang terang, yakni Amazonite. Warna yang terang dengan bodi berlapis kulit vegan, membuatnya mudah kotor. 


Memang sih ponsel ini sudah mengantongi rating IP68/IP69 untuk ketahanan luar biasa terhadap air dan debu. Tanpa ragu, kami juga langsung membasuh area yang kotor tersebut dengan air, sayang noda tersebut sulit hilang. Jadi, kami sarankan untuk gunakan casing saja, ya!

Motorola masih mempertahankan ciri khas desainnya—mirip Moto G45, yakni modul kamera minimalis yang tidak kelihatan terlalu tebal dan memuat empat lingkaran yang dirancang menyatu dengan cincin di tepiannya. Desain ini membuat modulnya jadi tidak menonjol, tetap kelihatan bersih dan tipis secara overall

Motorola Edge 60 Fusion dibuat cantik, tapi juga tangguh. Memang, sasisnya terbuat dari plastik, tapi kualitasnya tak boleh diragukan lagi. Bagaimana tidak, ponsel ini sudah mengantongi sertifikasi ketahanan berstandar militer MIL-STD 810H, serta mendapatkan proteksi ekstra pada layar berkat Gorilla Glass 7i yang tangguh. 


Beralih ke depan, Motorola Edge 60 Fusion mengusung layar P-OLED seluas 6,67 inci yang terang dengan tingkat kecerahan pada peak mode sampai 4.500 nits. Layar yang didesain melengkung pada tepian kiri-kanan ini memang suguhkan visual yang lapang—tampak bezel-less.

Layar ini sajikan kedalaman 1 miliar warna dan sudah HDR10+, sehingga kalian bisa nonton konten-konten HDR di Motorola Edge 60 Fusion. Apalagi, resolusinya juga sudah tinggi, bukan Full HD+ tapi 1.220 x 2.712 piksel. Perpaduan tersebut membuat layar ponsel ini suguhkan warna dan kontras yang bagus.

OS-nya bersih dan bawa fitur AI, tapi…


Motorola Edge 60 Fusion berjalan di Hello UI berbasis Android 15 yang tampilannya dibuat clean ala-ala Android Stock di Google Pixel Series. Gak ribet dan membingungkan UI-nya, ramah intinya buat kalian yang bahkan baru pertama kali pakai smartphone Motorola sekalipun.

Apalagi, ada fitur Moto AI, yakni asisten pribadi berbasis kecerdasan buatan yang selalu siap sedia melayani penggunanya. 


AI ini berjalan bersama dengan Gemini, asisten andalan Google yang jadi default dari Motorola Edge 60 Fusion. Fitur-fitur standar Gemini juga bisa diakses dengan mudah, termasuk Circle to Search dan Gemini Live. 

Nah Moto AI juga mudah diakses kapan saja. Caranya bukan menekan dan menahan tombol Ppwer, melainkan ketuk dua kali di bagian belakang ponsel. 


Beberapa kemampuannya seperti memberikan rangkuman notifikasi yang masuk, mengambil screenshot, membuat gambar dengan AI generatif, hingga merekam suara, melakukan transkrip, dan merangkum isinya. Tentu saja, semua fitur AI ini berjalan secara cloud, yang berarti akan berfungsi bila terhubung ke koneksi internet. 


Namun, dari pengujian langsung kami, ada satu kekurangan dari Hello UI di ponsel ini, yakni OS-nya yang tak lancar. Hal ini begitu terasa dari booting, mengakses App Drawer setelah proses booting selesai, hingga melihat rangkaian aplikasi yang berjalan di background di Recent Apps. 


Kami harap, ngelag-nya OS ini bisa diperbaiki Motorola dalam pembaruan berikutnya. Lumayan berpengaruh pada user experience, lho.

Performa stabil, gaming juga oke


Motorola Edge 60 Fusion di Indonesia terbilang spesial, karena ditenagai MediaTek Dimensity 7400 yang lebih cepat dari varian global yang gunakan Dimensity 7300. Sebenarnya, kedua chipset ini dibuat berdasarkan arsitektur 4nm dengan selisih 0,1 GHz saja pada performance-core.

MediaTek Dimensity 7400 mengadopsi dua klustet CPU, terdiri dari 4x Cortex A78 pada kecepatan 2,6 GHz dan 4x Cortex A55 pada kecepatan 2 GHz. Sayangnya, padahal harganya sudah Rp5 juta lebih, Motorola Edge 60 Fusion masih saja gunakan RAM LPDDR4X dengan ruang penyimpanan UFS 2.2. 

Padahal di kelas harganya, bahkan yang lebih murah sekalipun, ada ponsel yang sudah mengusung teknologi LPDDR5 dan UFS 3.1, atau yang lebih baru. Lalu, seberapa kencang performanya? Kami sudah melakukan sejumlah pengujian pada Motorola Edge 60 Fusion, berikut selengkapnya:

  • AnTuTu Benchmark 10: 690.918 poin
  • Geekbench 6 CPU: 1.039 poin (single-core), 3.028 poin (multi-core
  • 3DMark Wild Life Stress Test: 3.595 poin (best loop), 3.553 poin (lowest loop)
  • Geekbench 6 GPU: 3.141 poin

Kalau soal kencang berdasarkan skor AnTuTu, performanya bukanlah yang terbaik di kelas harganya. Tapi perlu diingat, angka benchmark bukanlah segalanya, ya kan? 


Mari bicara stabilisasinya, dimana 3DMark mencatat kalau performa ponsel ini stabil luar biasa. Stabilitas performa grafisnya di atas 98 persen, nyaris sempurna. Memang tak sesuai ekspektasi untuk tingkat frame rate-nya yang mentok di 27 FPS saja. 


Tapi lihat juga bahwa ponsel ini tidak juga mengalami overheat, bahkan berada di suhu kurang dari 40 derajat Celcius. Kendati begitu, tetap terjadi penuruhan kinerja sesekali selama pengujian menggunakan aplikasi benchmark ini.


Buat main game, sangat puas nge-game di Motorola Edge 60 Fusion ini. Dari Mobile Legends: Bang Bang saja, ponsel ini bikin kalian nikmati mulusnya grafis Super-Ultra yang kasih frame rate sampai 90 FPS. PUBG Mobile juga bisa kebuka setting-an Smooth-Extreme, yang lagi-lagi kasih gameplay mulus sepanjang permainan.

Main game yang lebih berat lagi deh, Genshin Impact yang juga lancar di Motorola Edge 60 Fusion. Performanya stabil, walau frame rate-nya justru dibatasi pada 30 FPS saja. Dan untuk Delta Force, kalian juga bisa mainin game ini pada rentang 50-60 FPS pada grafis Smooth-Ultimate. 

Kameranya bagus, ultrawide bisa autofocus


Motorola Edge 60 Fusion punya sepasang kamera di belakang, konfigurasinya memang gak sesuai harapan kalian saat beli ponsel Rp2 jutaan. Alih-alih bawa konfigurasi kombo telephoto dan ultrawide, Motorola cuma pasangkan kamera ultrawide saja pada ponsel ini.

Spesifikasinya, kamera utama 50 MP bersensor Sony Lytia 700C dengan OIS, kemudian kamera ultrawide 13 MP yang sudah dukung autofocus, sehingga kalian dapat memotret foto makro. Dan di depan, terdapat kamera selfie 32 MP.

Nah, pengalaman laggy juga terjadi pada kamera. Terlebih saat memotret dan melihat hasilnya langsung di galeri, transisinya tak terlalu mulus. Kami rasa, Motorola perlu memperbarui software Edge 60 Fusion untuk menghilangkan kekurangan ini.

Bagaimana dengan kualitas kameranya?


Minus-nya memang tak ada kamera telephoto, tapi kehilangan tersebut bisa dimaafkan dengan bagusnya kamera utama Motorola Edge 60 Fusion. Kamera ini hasilkan foto dengan warna yang kaya dan tajam, sudah sangat bagus tanpa perlu banyak editan. 

HDR-nya juga bekerja dengan baik, memastikan tidak ada bagian langit yang terlalu terang atau area bayangan yang terlalu gelap, sehingga keseluruhan foto tampak seimbang dan enak dipandang. Sementara untuk detailnya, teksturnya juga jelas dan tajam, terlebih saat memotret objek dari jarak cukup dekat, menghasilkan efek blur yang rapi dan juga natural. 

Walau gak ada telephoto, kamera utama ponsel ini kasih dukungan perbesaran 2 kali yang kualitasnya mendekati optical-zoom sesungguhnya. Dalam kondisi cahaya yang ideal, fotonya penuh detail, memungkinkan penggunanya mendapatkan komposisi foto yang fokus pada objek tanpa harus mendekat secara fisik. 

Buat di dalam ruangan dengan cahaya yang cukup menantang, juga tetap oke. Walau ada sedikit penurunan detail jadi lebih halus, kamera ini tetap sajikan tekstur yang tetap oke kok. 

Kamera ultrawide 8 MP pada Motorola Edge 60 Fusion pun tak kalah bagus sebenarnya. Warnanya konsisten, dan yang terpenting adalah koreksi distorsi di bagian tepinya juga terbilang rapi, sehingga pemandangan terlihat luas tanpa adanya efek ‘tertarik’ atau cembung yang berlebihan. 

Nah, lantaran sudah mendukung autofocus, kamera ini juga memungkinkan penggunanya menangkap foto makro. Dalam kondisi cahaya yang mendukung, kamera ultrawide dapat mengunci fokus dari jarak dekat, sehingga menghasilkan foto dengan detail yang tajam dengan efek blur yang lembut, membuat objek utama ter-highlight dengan baik. 

Sementara untuk video, Motorola Edge 60 Fusion sanggup merekam video 4K pada 30 FPS atau 1080p di 60 FPS. OIS-nya pun memungkinkan kalian untuk merekam video secara stabil. Begini hasil foto selengkapnya:


Kesimpulan


Keunggulan utama Motorola Edge 60 Fusion terletak pada desain premium berbalut kulit vegan, ketahanan bodi berstandar militer (MIL-STD 810H) dan IP68/IP69, serta kualitas layar P-OLED yang memukau dengan warna cerah dan tajam.

Ketangguhan tersebut dibalut warna-warni bodi yang berbeda dari ponsel lainnya, apalagi sudah disertifikasi PANTONE pula. 

Selain itu, sektor kameranya juga menjadi daya tarik utama. Kamera utama 50 MP mampu menghasilkan foto dengan warna yang kaya, detail yang baik, serta didukung kemampuan 2x zoom dan mode makro dari lensa ultrawide yang berkualitas.

Kendati begitu, di balik semua kelebihannya, ponsel ini memiliki beberapa catatan penting yang menjadi kekurangannya. 

Isu terbesar terletak pada performa OS yang terasa kurang mulus atau laggy di beberapa situasi, yang sedikit mengganggu pengalaman pengguna. Selain itu, penggunaan teknologi RAM dan penyimpanan (LPDDR4X dan UFS 2.2) yang sedikit tertinggal di kelasnya menjadi pertimbangan lain.