Berita Pilihan

Proyek EV Indonesia Tetap Jalan, Peran LG Diganti Huayou

Muhammad Faisal Hadi Putra
Proyek EV Indonesia Tetap Jalan, Peran LG Diganti Huayou

Uzone.id - LG mundur dari proyek baterai mobil listrik di Indonesia. Namun, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, membantah LG Energy Solution mundur dari keseluruhan proyek kendaraan listrik (EV) di Indonesia senilai USD9,8 miliar atau lebih dari Rp165,3 triliun. 

Menurutnya, perusahaan asal Korea Selatan itu tidak keluar dari proyek secara keseluruhan. Ia menjelaskan, investasi ini sudah dimulai sejak tahun 2020 dengan adanya 4 joint venture (JV). 

Detailnya, JV pertama terkait coal mining, JV kedua dan ketiga terkait cathode, dan JV keempat mengenai sel baterainya. Roslan menyebut, LG sudah merealisasikan investasi di JV ke-4 dengan nilai USD1,1 miliar. 



"Jadi terbagi dalam 4 JV, dan mereka sudah groundbreaking dan sudah selesai di JV nomor 4. Jadi memang berita yang kemarin mereka mundur itu bukan mundur semuanya, nggak. Mereka sudah selesai di JV nomor 4 senilai US$ 1,1 miliar," katanya di Kantor Presiden, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, keputusan untuk tidak melanjutkan seluruh proyek EV di Indonesia bukan sepenuhnya berasal dari pihak LG. Justru, kata Rosan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang lebih dulu memutus negosiasi investasi lanjutan dengan LG.

Ia mengatakan, Kementerian ESDM memilih untuk menjalankan proyek ini dengan partner lainnya, dalam hal ini perusahaan asal China, Huayou. Rosan mengungkap, Huayou sudah minat bergabung ke konsorsium ini sejak tahun 2024 lalu.

“Mungkin saya ingin tambahkan tadi dikatakan bahwa dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya kami yang memutus,” tegasnya.

Alasan terbesarnya adalah proses negosiasi yang molor sampai 5 tahun, padahal Indonesia ingin proyek itu berjalan secepatnya. Awalnya, kesepakatan dengan LG Energy Solution sudah diteken sejak 18 Desember 2020 lalu.



“Karena negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kita ingin semua berjalan dengan baik, dengan cepat, karena negosiasi sudah berlangsung 5 tahun. Jadi kan gak mungkin proyek itu lama gitu. Oleh sebab itu dikeluarkan surat oleh Pak Bahlil yang dikirimkan kepada CEO dari LG Chem maupun LG Energy Solution," jelas mantan Kepala Kadin tersebut.

Meski sekarang konsorsium proyek dipimpin Huayou, nilai investasinya tidak akan berubah, tetap USD9,8 miliar. Selain Huayou, perusahaan lain yang menggantikan LG dalam proyek ini adalah Indonesia Battery Corporation dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.