Menkomdigi Sebut Isu Pembatasan WhatsApp Call Menyesatkan

Uzone.id — Menteri
Komunikasi dan Digital (Kenkomdigi), Meutya Hafid dengan tegas membantah adanya rencana untuk
membatasi fitur voice dan video call berbasis internet atau VoIP
di platform-platform digital seperti WhatsApp,
FaceTime, dan lainnya.
“Saya tegaskan pemerintah tidak merancang ataupun
mempertimbangkan pembatasan WhatsApp
Call. Informasi yang beredar tidak benar dan menyesatkan,” ujar Meutya
Hafid, Jumat (18/7).
Bantahan ini disampaikan untuk meluruskan kabar sebelumnya yang menyebut bahwa Komdigi tengah menjajaki aturan tersebut, dan saat ini tengah melakukan diskusi lebih awal terkait hal ini.
Pada kenyataannya, kata Meutya, Komdigi telah
menerima usulan dari beberapa kalangan termasuk Asosiasi Penyelenggara
Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dan Masyarakat Telematika Indonesia
(Mastel).
Usulan ini berupa pandangan terkait penataan ekosistem
digital, termasuk relasi antara penyedia layanan over-the-top (OTT) dan
operator jaringan.
Tak hanya itu, usulan ini masih sekedar usulan karena Komdigi belum pernah membuat agenda resmi kementerian untuk membahas hal tersebut.
“Saya meminta maaf jika terjadi keresahan di tengah
masyarakat. Saya sudah meminta jajaran terkait untuk segera melakukan
klarifikasi internal dan memastikan tidak ada kebijakan yang diarahkan pada
pembatasan layanan digital,” ujarnya.
Sebelumnya, muncul wacana kalau Indonesia mulai melirik
strategi yang diterapkan UAE untuk memblokir fitur voice dan video call dengan
tujuan melindungi bisnis operator jaringan lokal.
Meski baru sekedar wacana, namun saat ini Komdigi telah
berdiskusi mengenai hal ini.
“Masih wacana ya, masih diskusi, Intinya kan cari jalan
tengah lah, bagaimana agar (memenuhi) layanan masyarakat, kan (mereka) tetap
butuh WhatsApp ya,” kata Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital
Kementerian Komdigi, Denny Setiawan, Rabu (16/7).
Aturan ini nantinya akan melindungi para operator seluler
yang sudah banyak membangun kapasitas besar untuk layanan internet berkualitas.
“Tujuannya itu kan win-win, sekarang nggak ada kontribusi
dari teman-teman OTT itu kan. Yang berdarah-darah bangun investasi itu kan
mereka (operator seluler),” tambahnya.