Telco

Mengenal Taara, Pesaing Starlink yang Katanya Ngebut 100 Kali Lipat

Aisyah Banowati
Mengenal Taara, Pesaing Starlink yang Katanya Ngebut 100 Kali Lipat
Uzone.id – Sudah dengar tentang Taara? Belakangan ini, Taara mendapat sorotan karena disebut-sebut jadi pesaing terkuat Starlink dari SpaceX.

Taara sendiri adalah anak perusahaan dari Alphabet yang merupakan perusahaan induk Google. Sebelumnya, Alphabet telah mencoba, dan gagal, mengahdirkan akses internet ke daerah pedesaan dan terpencil dengan menggunakan balon ketinggian tinggi di stratosfer.

Setelah kegagalan tersebut, perusahaan kemudian memulai proyek baru di tahun 2016. Proyek yang dikenal dengan nama Taara ini merupakan bagian dari proyek yang dikerjakan oleh laboratorium X yang juga mendapat julukan sebagai "Moonshot". 


Alphabet gunakan sinar laser untuk ciptakan koneksi internet

Lewat Taara, Alphabet memperkenalkan internet berbasis laser yang kecepatannya jauh melebihi kecepatan internet berbasis satelit milik Starlink. Perusahaan mengklaim bahwa sistem mereka dapat menghadirkan kecepatan data 10 hingga 100 kali lebih cepat.

Perusahaan juga berjanji akan menyediakan kecepatan tersebut dengan harga yang lebih murah. Kok bisa? Ternyata, sementara Starlink mengandalkan ribuan satelit yang mengorbit di Bumi, Taara telah mengambil pendekatan lain.

Startup yang berkantor di California ini menggunakan terminal berbasis darat yang disebut Lightbridge. Teknologi Lightbridge yang digunakan Taara mengirimkan data melalui sinar laser tidak terlihat antar titik tetap.

Teknologi laser tersebut kemudian menghasilkan kecepatan data hingga 20 gigabit per detik pada jarak hingga 20 kilometer. Inti dari teknologi Taara adalah sistem pelacakan canggihnya.

Sistem ini dirancang untuk dipasang di atap atau tiang dengan tetap menjaga garis pandang tanpa halangan. 

Untuk mengatasi hal tersebut, Taara telah mengembangkan sistem cermin canggih berbasis AI yang mendeteksi, melacak, dan menjaga keselarasan presisi antara dua unit yang terhubung untuk memastikan koneksi yang stabil.

"Kami memiliki seperangkat cermin canggih yang mencari sinyal cahaya ini, dan begitu menemukannya, cermin tersebut akan terkunci. Tim menciptakan kotak seukuran lampu lalu lintas untuk menampung laser yang dapat dipasang di atap atau menara seluler," ungkap Mahesh Krishnaswamy selaku General Manager Taara saat berbincang dalam Podcast Moonshot Google.



Dari Afrika Sampai India

Sejauh ini, Taara telah diuji di wilayah seperti Tanzania, Kinshasa, Kongo, hingga Kenya serta total telah beroperasi di 12 negara dengan hasil yang memuaskan. Di daerah-daerah tersebut, telah terbukti bahwa internet dapat berjalan dengan stabil.

Sebuah pencapaian luar biasa dari teknologi ini terwujud dalam koneksi yang menjembatani Sungai Kongo di Afrika Tengah.

Serta, menghubungkan Kinshasa dan Brazzaville di mana penerapan serat optik sub-sungai tradisional dianggap tidak praktis. Proyek ini sukses memindahkan 700 terabyte data bagi lebih dari 17 juta penduduk di kedua kota tersebut dengan reliabilitas koneksi mencapai 99,99 persen.

Selain itu, di India, Taara berhasil diuji coba pada menara seluler untuk menghubungkan gedung-gedung di lingkungan perkotaan.

Taara bersiap perluas konektivitas

Dalam waktu dekat, Taara berencana untuk merilis versi miniatur sistem Lightbridge mereka dalam bentuk chip. Tujuannya, agar teknologi mereka makin mudah diakses bahkan bagi pengguna perumahan dan komersial.

Perusahaan juga berencana untuk bekerja sama dengan penyedia layanan internet seperti perusahaan telekomunikasi seperti Liquid Telecoms, anak perusahaan Cassava Technologies, hingga pemerintah. 

Berbeda dengan layanan internet satelit Starlink yang dipandang sebagai solusi untuk wilayah terpencil, Taara mengambil pendekatan lain dengan menciptakan segmen pasarnya yang lebih spesifik.

Teknologi Taara dirancang untuk menghadirkan internet cepat ke area di mana pemasangan infrastruktur konvensional terbukti sangat mahal atau sulit secara teknis. Karena itu, sistem ini sangat sesuai untuk kebutuhan komunitas kecil, lokasi acara, dan zona industri.