Digilife

Komdigi Libatkan Polri untuk Basmi Pelaku SMS Penipuan Fake BTS

Vina Insyani
Komdigi Libatkan Polri untuk Basmi Pelaku SMS Penipuan Fake BTS

Uzone.id — Baru-baru ini, modus penipuan baru ‘Fake BTS’ ramai dibicarakan setelah banyak memakan korban. Bukan modus penipuan biasa, Fake BTS berhasil menyusupi sistem dan menggunakan nomor resmi perusahaan untuk mengirim link dan OTP palsu.

Tak ingin penipuan ini merajalela dan semakin memakan korban, Kementerian Komunikasi dan Digital menggandeng Kepolisian Negara RI untuk menindak jaringan fake BTS yang meresahkan masyarakat saat ini.

Dalam pertemuan antara Meutya Hafid dan Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, keduanya secara tegas akan melakukan operasi penindakan bersama terhadap pelaku kejahatan digital termasuk judi online dan Fake BTS yang kerap disalahgunakan untuk aksi penipuan dan penyebaran informasi ilegal.

Listyo Sigit menjelaskan bahwa kerjasama ini akan dilakukan dengan cara pemanfaatan teknologi canggih dan peningkatan kapasitas personel, sehingga tindakan hukum terhadap pelanggar dapat dilakukan secara cepat dan efektif.



"Keamanan ruang digital adalah prioritas. Tidak ada toleransi bagi pelaku kejahatan siber yang mengancam ketertiban publik,” kata Meutya Hafid dalam keterangan resminya.

Dengan adanya kerjasama lintas lembaga antara Komdigi dan Kapolri, Meutya berharap bahwa masyarakat akan semakin terlindungi dalam beraktivitas di dunia digital. Selain itu, kerja sama ini diharapkan juga bisa segera menangkap jaringan penipu yang memanfaatkan celah untuk masuk dalam nomor sah beberapa bank di  Indonesia.

Modus Fake BTS ramai beredar di awal Maret 2025 ini setelah adanya modus penipuan terbaru yang menyasar pengguna M-Banking atau bank-bank digital. Modus penipuan ini berbeda dengan modus-modus biasanya.

“Pengguna  ponsel harus berhati-hati, sekarang sedang marak serangan Fake BTS yang meng-intercept (mencegat) SMS OTP. Terutama yang diincar adalah OTP dari bank,” kata pakar siber Alfons Tanujaya dalam postingannya, Senin, (03/03).

Modus Fake BTS ini menyasar para korban dengan melakukan intercept atau ‘menyadap’ kode OTP asli yang dikirimkan bank ke  smartphone mereka dan menggantinya dengan link palsu yang telah dirancang oleh pelaku kejahatan.



Parahnya, penyadapan ini dilakukan tanpa mengubah nomor pengirim sehingga pesan palsu yang diterima oleh korban tetap berasal dari nomor Bank resmi.

“Dia menyadap antara BTS dengan pengguna ponsel sehingga OTP yang masuk itu bisa disadap oleh penipu dan bisa diedit dan baru dikirimkan ke korban,” tambah Alfons.

Penipuan ini akan sangat sulit disadari oleh korban karena SMS yang dikirimkan kepada korbannya berasal dari nomor sah atau resmi, sehingga mereka kemungkinan akan percaya dan memasukkan memasukkan kredensial itu yang perlu anda perhatikan.