Digilife

Komdigi Kenalkan PP TUNAS di PBB, Fokus Lindungi Anak di Internet

Vina Insyani
Komdigi Kenalkan PP TUNAS di PBB, Fokus Lindungi Anak di Internet

Uzone.id Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperkenalkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang PP Tunas saat berkunjung ke Jenewa, Swiss.

Bertemu Sekretaris Jenderal International Telecommunications Union (ITU) Doreen Bogdan-Martin, Menteri Komdigi Meutya Hafid menjelaskan bahwa Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak atau PP Tunas ini bisa menjadi acuan global dalam melindungi anak-anak di ruang siber.

“PP TUNAS mencerminkan komitmen Indonesia melindungi anak secara daring, demi kesehatan dan kesejahteraan generasi muda,” kata Meutya saat bertemu dengan perwakilan salah satu organisasi PBB tersebut.

Kehadiran PP Tunas ini juga nantinya menjadi modal Komdigi sebagai penggerak agenda-agenda WSIS atau World Summit on the Information Society (WSIS), khususnya soal perlindungan anak di ruang digital.




Menurutnya, Indonesia juga telah menerapkan prinsip-prinsip WSIS dalam regulasi yang berlaku, salah satunya dalam PP Tunas ini.

"Indonesia mendorong topik etika AI, pemanfaatan ruang angkasa yang berkelanjutan, perlindungan hak anak di ruang digital, dan pengembangan ekonomi digital yang ramah lingkungan dibahas dalam agenda WSIS berikutnya," katanya dalam forum tersebut.

Selain memperkenalkan PP Tunas di salah satu organisasi PBB tersebut, Komdigi juga menyatakan dukungannya terhadap ITU yang menempatkan kantor perwakilan mereka di Indonesia.

“Perwakilan ITU di Jakarta telah memfasilitasi pelaksanaan program-program yang berdampak luas di Asia Tenggara, seperti program perlindungan terhadap generasi muda di ruang digital," katanya.

Kehadiran kantor ITU di Indonesia menandakan bahwa Indonesia saat ini dipercaya sebagai pusat pelaksanaan program-program ITU di Asia Tenggara.




Meutya juga menekankan pentingnya kolaborasi Indonesia-ITU dalam isu strategis global seperti tata kelola kecerdasan artifisial (AI), perencanaan spektrum 5G dan 6G, serta strategi pengembangan talenta digital nasional.

“Panduan dari ITU akan sangat penting untuk memastikan kebijakan kami tetap inklusif, berpandangan ke depan, dan selaras dengan standar global,” ujarnya.

Pertemuannya dengan perwakilan ITU ini menjadi salah satu agenda Komdigi di kota markas PBB tersebut. Sebelumnya, Komdigi hadir dalam forum Leaders TalkX yang dihadiri oleh beberapa pemimpin dari Kamboja, Ghana, Iran, Rusia, Guinea, Somalia, dan Turki. Selain itu, Komdigi juga hadir dalam agenda dengan World Summit on the Information Society (WSIS) yang dihadiri Menteri Komunikasi dari Azerbaijan, Burkina Faso, Guinea, Rusia, Burundi, Gabon, Cina, dan Kuba.