Kisah Cinta Samsung dan Google di Balik Inovasi Layar Lipat

Uzone.id — Laporan dari New York
Samsung dan Google kini bukan sekadar rekan bisnis dalam ekosistem Android. Hubungan keduanya berkembang menjadi kemitraan strategis yang mendalam, khususnya dalam pengembangan sistem operasi untuk perangkat layar lipat.
Lewat acara Galaxy Unpacked 2025, keduanya menunjukkan bagaimana kerja sama ini berhasil membawa pembaruan besar ke perangkat Galaxy dimulai dari integrasi Android 16 ke dalam One UI 8, hingga fitur-fitur yang kini menjadi standar di seluruh perangkat Android.
Salah satu terobosan utama adalah metode baru dalam pengembangan sistem yang disebut trunkstable. Metode ini memungkinkan penggabungan antara pengembangan One UI dan Android dilakukan dengan lebih efisien, sehingga proses adaptasi tidak lagi memakan waktu dan biaya besar seperti sebelumnya. Hal ini membuat Galaxy Z Fold7 dan Flip7 langsung hadir dengan Android 16 dan One UI 8 sejak hari pertama peluncuran.

"Di masa lalu, One UI memiliki jadwal rilis sendiri, tapi kami tahu pengguna menginginkan Android versi terbaru di perangkat terbaru mereka. Tahun ini kami berhasil mewujudkannya berkat kerja sama yang lebih erat dengan Google," jelas Sally Jeong, EVP and Head of Framework R&D Team, Samsung Electronics.
One UI 8 tidak hanya membawa antarmuka yang lebih ringan dan efisien, tetapi juga memperkenalkan fitur seperti Naobot, sistem notifikasi pintar yang pertama kali muncul di Galaxy S25 dan kini menjadi bagian resmi dari Android 16. Naobot memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi real-time dari aplikasi seperti Uber atau Lyft langsung dari bar notifikasi, dan mendukung aplikasi dengan tampilan lebih kaya.
"Naobot, yang awalnya kami bangun bersama untuk aplikasi Samsung dan Google, kini menjadi fitur resmi Android. Ini memungkinkan lebih banyak pengguna Android mendapatkan pengalaman yang sama," ujar Sally dalam presentasinya.
Kolaborasi juga meluas ke fitur DeX, yang kini diadopsi menjadi Android Desktop Mode (dengan nama Android Desta Window). Dulu fitur eksklusif milik Samsung, kini dapat digunakan oleh brand Android lain berkat dukungan teknis dari Google dan keterbukaan Samsung untuk berbagi solusi mereka ke ekosistem yang lebih luas.
“Kami bekerja sama dengan Google untuk menghadirkan pengalaman desktop ini sebagai bagian dari fitur Android. Dan kami akan terus bekerja bersama untuk menyempurnakannya,” tambah Sally, saat ditemui Uzone.id di New York, Amerika Serikat beberapa waktu lalu.

Foto: Sally Jeong, EVP and Head of Framework R&D Team, Samsung Electronics (dok.Samsung)
Kerja sama ini menunjukkan keterbukaan yang jarang terlihat di industri teknologi, di mana inovasi tidak dikunci secara eksklusif, melainkan dibagikan untuk meningkatkan kualitas seluruh ekosistem. Samsung dan Google juga memastikan bahwa pembaruan tidak berhenti di perangkat foldable. Keduanya akan terus mengembangkan fitur baru untuk wearable, tablet, hingga perangkat berbasis extended reality (XR).
“Samsung memahami pengguna kami lebih dari siapa pun. Kami terus menghadirkan hardware baru bersama dengan pengalaman software yang lengkap. Bersama Google, kami membawa ide-ide ini ke seluruh ekosistem Android,” tutup Sally.
Melalui kemitraan ini, Samsung dan Google mempercepat adopsi teknologi baru, mengurangi fragmentasi sistem, dan ingin menghadirkan pengalaman yang sama bagi pengguna Android di seluruh dunia. Inovasi seperti One UI 8 bukan lagi hasil kerja satu perusahaan, melainkan hasil kolaborasi dua pihak yang saling memahami peran dan berkontribusi satu sama lain.