Digilife

Jangan Sembarang Curhat dan Share Data di ChatGPT deh, Dampaknya Ngeri

Vina Insyani
Jangan Sembarang Curhat dan Share Data di ChatGPT deh, Dampaknya Ngeri

Uzone.id  — Di tengah kekhawatiran masyarakat Indonesia mengenai data pribadi yang akan ditransfer ke AS, ada sebuah fenomena yang juga perlu dikhawatirkan masyarakat soal kebiasaan mereka ‘mengobrol’ dengan chatbot AI.

Meski terdengar seru, siapa sangka kalau ngobrol santai dengan ChatGPT (dan chatbot AI lainnya) justru menjadi ancaman nyata untuk data pribadi penggunanya.

Sam Altman, CEO OpenAI (induknya ChatGPT) baru-baru ini mengungkap sebuah fakta ngeri soal keamanan platform chatbot AI mereka.

Menurutnya, saat ini banyak pengguna ChatGPT yang tidak segan berbagi informasi pribadi bahkan informasi rahasia ke ChatGPT tanpa tahu resiko setelahnya.

Menjadi pembicara dalam podcast This Past Weekend bersama dengan Theo Von, Altman menyayangkan banyaknya pengguna yang sering meminta nasihat soal masalah-masalah pribadi mereka, baik itu masalah kesehatan, hubungan, kehidupan hingga masalah hukum.




Menurut Altman, perlindungan hukum untuk interaksi dengan AI tidak sama dengan perlindungan hukum yang diberikan ketika seseorang berbicara dengan penasihat yang benar-benar manusia.

Tidak adanya perlindungan hukum ini bisa menjadi boomerang untuk pengguna di kemudian hari–khususnya ketika mereka berurusan dengan hukum.

“Ketika kalian berbincang dengan ChatGPT dan membahas soal hal-hal sensitif, lalu ada gugatan hukum, kami bisa memberikan informasi itu,” kata Sam dikutip dari Business Insider, Senin, (28/07).

Ia melanjutkan, “jika kalian berbicara ke therapist, pengacara, atau dokter mengenai permasalahan kalian, kalian akan mendapatkan perlindungan hukum. Karena ada hukum yang mengatur kerahasiaan antara dokter dan pasien.”




Sementara untuk pengguna dan AI, Altman menyebut belum menemukan perlindungan yang serupa. Oleh karena itu, Altman berharap nantinya akan ada hukum yang serupa sehingga percakapan di platform AI bisa dilindungi dan data pribadi pengguna ikut aman.

“Saya pikir kita harus memiliki konsep privasi yang sama untuk percakapan manusia dengan AI seperti yang kita lakukan dengan terapis atau apa pun itu," kata Altman.

OpenAI sendiri memang masih menghadapi berbagai masalah mengenai keamanan data pribadi penggunanya. Tidak seperti WhatsApp atau aplikasi perpesanan yang menawarkan layanan pesan terenkripsi, platform OpenAI bisa membaca percakapan antara pengguna dan ChatGPT.

Hal ini termasuk oleh staf yang menggunakan percakapan untuk menyempurnakan model AI dan memantau penyalahgunaan. Tak hanya itu, percakapan ini juga digunakan untuk pembelajaran AI sehingga nantinya mereka bisa mendapat informasi dan output lebih banyak.