Startup

Inkubasi Kemenkop: Bikin Startup Lebih Kuat dan Berkelanjutan

Hani Nur Fajrina
Inkubasi Kemenkop: Bikin Startup Lebih Kuat dan Berkelanjutan

Uzone.id – Dulu dielu-elukan sebagai motor penggerak ekonomi digital Indonesia, kini sektor startup digital mulai dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggap ekosistem ini cuma ajang bakar uang tanpa arah, penuh euforia valuasi, lalu ujung-ujungnya PHK massal.

Namun di tengah sorotan sinis itu, Kementerian Koperasi (Kemenkop) justru tetap menunjukkan komitmennya. Lewat program Peningkatan Kapasitas Startup melalui Inkubasi Bisnis, Kemenkop membuktikan bahwa mereka masih percaya pada potensi startup digital, asal dibina dengan pendekatan yang tepat dan menyentuh akar masalahnya.

Dengan kata lain, Kemenkop tampak tetap serius memberi ruang buat para (calon) founder digital yang masih meraba-raba jalur ke “product-market fit”.



Perlu diakui, di balik pitch deck dan jargon-jargon teknologi, banyak founder pemula yang sebenernya masih butuh bimbingan. Nah, program ini dipercaya dapat membantu mereka naik kelas, bukan cuma dalam presentasi, tapi dalam eksekusi.

Dari kampus ke komunitas

Program ini sudah aktif sejak beberapa tahun terakhir, dan sampai sekarang masih berjalan lewat kolaborasi antara Kemenkop dan berbagai lembaga inkubator.

Bukan cuma di Jakarta, tapi juga menyebar ke daerah lewat kerja sama dengan kampus seperti Telkom University, IPB University, Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Islam Indonesia (UII).

Skemanya sederhana tapi efektif: seleksi startup yang masih tahap awal (early-stage), lalu mereka dibina lewat bootcamp intensif, mentoring dari praktisi industri, pelatihan pitching, penguatan model bisnis, hingga akses ke investor dan pasar.

Deputi Bidang Kewirusahaan Kemenkop, Siti Azizah mengatakan bahwa kementerian ingin menciptakan startup yang menyelesaikan masalah nyata dan punya daya tahan, bukan hanya yang jago presentasi.

Bukan sekadar pelatihan

Startup yang lolos inkubasi mendapatkan pendampingan nyata. Contohnya di batch yang digelar di Telkom University, ada 21 startup digital terpilih yang memperoleh fasilitas mentoring 1-on-1 dengan pelaku industri, pelatihan desain UX/UI, hingga simulasi pitching di depan calon investor.

“Kami ingin mendorong lahirnya startup lokal yang tidak hanya tumbuh cepat, tapi juga punya dampak nyata dan relevansi lokal,” ungkap Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya, saat peluncuran batch Mei 2024 lalu.

Tak cuma itu, program ini juga membuka jalur kerja sama dengan koperasi digital, BUMN, dan lembaga pembiayaan. Bahkan, beberapa alumni batch sebelumnya sudah ada yang dapat pendanaan awal dari angel investor lokal dan diaspora.



Ada pula kerja sama Peningkatan Kapasitas Startup melalui Inkubasi Bisnis ini digelar di Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University pada Oktober 2024.

Kala itu program ini diikuti oleh 20 startup binaan LKST IPB University dan 17 mitra bisnis, baik investor maupun buyer.

Alur program ini terdiri dari Rekrutmen Startup, Bootcamp, Coaching Clinic, dan Demo Day.

"Kegiatan ini bertujuan untuk menampilkan produk atau bisnis startup kepada para mitra bisnis sehingga diharapkan dapat terjalin kolaborasi yang saling menguntungkan," tutur Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kemenkop, Christina Agustin.

Meski program ini menjanjikan, bukan berarti semuanya mulus. Masih ada tantangan seperti:

  • Jumlah peserta terbatas dibanding jumlah startup yang bermunculan
  • Ketimpangan infrastruktur digital di beberapa daerah
  • Kurangnya follow-up pasca inkubasi, seperti akses lanjutan ke investor atau ekosistem dukungan lainnya

Namun setidaknya, lewat program ini, pemerintah mulai memberikan sinyal jelas bahwa startup bukan hanya soal unicorn, tapi juga soal dampak dan keberlanjutan.

Di luar sana, banyak founder yang punya ide keren tapi belum tahu harus mulai dari mana. Program inkubasi semacam ini bisa jadi batu loncatan untuk mereka bukan cuma bertahan, tapi juga berkembang di ekosistem digital Indonesia.

Dan di tengah tren teknologi yang makin cepat berubah, punya bimbingan yang tepat jelas jadi hal krusial. Startup digital yang dibutuhkan saat ini nyatanya perlu jago dalam mengeksekusi, membangun tim, dan memahami pasar.