Impor Jeep Indonesia Masih Normal Setelah Tarif Donald Trump

Uzone.id - Baru-baru ini Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat kebijakan baru yang mematok tarif impor untuk 60 negara di dunia, termasuk Indonesia yang juga terkena dampaknya.
Dari aturan baru Donald Trump, disebutkan untuk otomotif dikenakan tarif impor sebesar 25 persen khusus kendaraan yang dirakit di luar Amerika Serikat.
Hal ini tentunya membawa dampak yang signifikan bagi produsen otomotif dunia, lantas bagaimana tanggapan Jeep yang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat?
Jeep memang banyak menawarkan produk mobil dengan status CBU (Completely Built Up) ke konsumen Indonesia. Mereka pun mencoba merespon soal kebijakan tarif Donald Trump terhadap bisnis mereka.
"Saat ini saya bayar full (pajak), jadi impor duty full, benar-benar normal impor dari Amerika," ujar Ario Soerjo selaku COO Jeep Indonesia di Jakarta Selatan belum lama ini.
Ario menjelaskan saat ini pihaknya masih memantau seperti apa aturan baru Trump dan sejauh mana efeknya ke bisnis Jeep ke Indonesia. Menurutnya kondisi saat ini masih sangat dinamis, sehingga belum bisa diketahui keputusan untuk ke depannya.
"Kalau nanti ada perubahan, tarifnya berkurang saya sih senang. Tetapi kalau tarifnya naik, ya pasti akan berimbas ke pajak dan harga (mobil)," jelas Ario.
Bukan cuma tarif impor saja, Ario juga membicarakan mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang juga belum membaik, sehingga bisa mempengaruhi harga mobil yang dijual oleh Jeep.
"Kita tetap mempelajari dan akan selalu menghitung ulang semua. Jadi mungkin bisa saja di setiap shipment nanti bakal ada koreksi atau perbedaan harga," ungkapnya.
Perlu diketahui, Jeep Indonesia baru-baru ini meluncurkan produk terbaru yakni Wrangler 4-Door Rubicon yang dijual dengan harga yang cukup fantastis yakni mencapai Rp2,38 miliar. Mobil ini merupakan produk yang dirakit dan diimpor secara utuh dari Amerika Serikat.
Sementara itu, saat ini perwakilan pemerintah Indonesia sedang berada di Amerika Serikat untuk menegosiasi tarif impor yang diberlakukan Donald Trump.