Honda Beberkan Alasan Motor Listrik Sepi Peminat di Indonesia

Uzone.id - Peminat motor listrik di Indonesia bisa dibilang masih sangat sedikit. Padahal dalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak merek baru yang menjajakan motor listrik.
Honda sebagai salah satu produsen yang juga menjual motor listrik pun buka suara mengapa kendaraan ramah lingkungan ini masih sepi peminat di Indonesia.
Thomas Wijaya selaku Vice President PT Astra Honda Motor mengatakan pasar motor listrik di Indonesia harus dilihat dari banyak hal. Menurutnya, konsumen saat ini masih melihat mtoor listrik dari segi teknologi dan performa.
Dengan demikian, terdapat anggapan motor listrik tidak bisa dipakai untuk jarak jauh, tidak bisa kecepatan tinggi, bahkan untuk digunakan menanjak atau berboncengan.

"Jadi tidak hanya dari sisi subsidi saja. Tapi tentu subsidi akan membantu untuk penetrasi awal," ujar Thomas di Jakarta, Kamis (6/3).
Thomas juga menyebutkan terdapat faktor kedua yakni peace of mind bagi konsumen dalam hal keselamatan. Konsumen saat ini sangat jeli untuk mencari tahu kualitas suatu produk, hingga kesiapan infrastruktur untuk motor listrik yang dibutuhkan.
"Faktor ketiga adalah resale value. Karena sekarang juga menjadi pertanyaan konsumen. Kalau beli motor listrik ini nanti harga jualnya akan berapa ktika motor sudah tiga sampai lima tahun dipakai," ungkapnya.
Menurut Thomas, ketiga hal tersebut kerap menjadi pertimbangan konsumen sebelum mengadopsi motor listrik. Meski dari ketiga hal tersebut tidak menyangkut subsidi, Thomas kembali menekankan hadirnya bantuan dari pemerintah tetap dapat membantu industri.
"Itu mesti menjadi pertimbangan. Di luar tadi memang subsidi tentu akan membantu," pungkasnya.
Perlu diketahui, jika melihat data yang dipublikasikan situs SISAPIRa, terdapat 62.541 unit motor listrik subsidi yang disalurkan pada 2024 lalu. Angka ini meningkat lima kali lipat jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
Namun jika dibandingkan dengan penjualan motor konvensional, angka tersebut tentunya sangat jauh terbalik. Mengingat sepanjang 2024 saja, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebutkan penjualan bisa mencapai 6,3 juta unit.