Startup

Grab Blak-blakan Soal Potongan Komisi Ideal Mitra Driver Ojek Online

Vina Insyani
Grab Blak-blakan Soal Potongan Komisi Ideal Mitra Driver Ojek Online

Uzone.id — Salah satu tuntutan utama yang diminta oleh Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) dalam unjuk rasa massal hari ini, Selasa, (20/05) adalah penetapan batas potongan maksimal sebesar 10 persen dari pendapatan mitra pengemudi oleh perusahaan aplikator.

Menurut mereka, saat ini beberapa aplikator kerap melanggar aturan batas potongan maksimal hingga mendekati 50 persen.

Menjawab terkait kemungkinan adanya penurunan batasan potongan komisi hingga 10 persen, salah satu platform ride hailing, Grab Indonesia mengatakan bahwa penurunan ini kemungkinan akan memberikan perubahan pada kondisi Grab saat ini, baik dalam pelayanan maupun dalam operasional.



“Kalau ditanya kalau harus diturunkan, jawabannya adalah tentunya berat ya. Soalnya kan tadi semua itu merupakan jiwa yang melekat ya dari Grab,” kata Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs, Grab Indonesia dalam acara Diskusi Interaktif Media, Senin, (19/05).

Tirza menyiratkan bahwa besaran komisi saat ini sudah ideal, mengingat dengan komisi tersebut, perusahaan sudah bisa menghadirkan teknologi dan sistem yang membantu operasional maupun layanan yang diberikan perusahaan, mulai dari keselamatan, keamanan hingga memberikan benefit kepada para mitra.

“Jadi kita akan selalu sesuaikan. Apakah sudah ideal? ya sekarang yang jelas bisa bertahan walaupun masih ada hambatan-hambatan. Ini kan jiwa ya, jadi kalau ada perubahan dari persentase di komisi, nanti jadinya Grab itu gak bisa lagi jadi aplikasi yang teman-teman pakai, kenali dan sayangi,” tambahnya.

Ia melanjutkan, "Nah, mungkin kalau ada fitur-fitur atau program yang dirasa mungkin kurang cocok, mohon diingat juga pilihannya itu bukan hanya aplikasi kami saja. Sebetulnya di Indonesia ada beberapa aplikasi dengan skema yang beragam. Jadi sebetulnya masih ada pilihan juga, kalau misalnya kurang cocok, bisa juga mencoba yang lain.”



Sebelumnya, Tirza juga menjelaskan bahwa komisii 20 persen ini digunakan untuk berbagai infrastruktur dan teknologi yang menunjang layanan operasional perusahaan, termasuk dengan peningkatan fitur keamanan dan perlindungan.

“Yang kedua, ada program-program benefit untuk mitra pengemudi. Misalnya, ada kerjasama sehingga membuat pengemudi mendapatkan diskon saat tambal ban, membeli oli, dan pulsa,” jelasnya.

Ada juga program forum-forum diskusi dengan para mitra, pelatihan upscaling skill, membuka usaha, safety drive hingga pelayanan training anti-kekerasan seksual.

“Sebetulnya komisi itu dikembalikan kembali, untuk ekosistem yang memang aman dan nyaman,” tuturnya.