Galaxy Flip dan Fold Gak Sama, Ini Alasan Samsung Bedakan 'Rasanya'

Uzone.id — Laporan dari New York
Samsung kembali memperjelas arah desain dan pengalaman pengguna (UX) dari lini ponsel layar lipat mereka: Galaxy Z Fold dan Galaxy Z Flip. Meskipun berasal dari keluarga yang sama, keduanya dirancang dengan pendekatan yang sangat berbeda, sesuai dengan kebutuhan dan gaya penggunaan yang spesifik.
Dalam sesi khusus pasca Galaxy Unpacked 2025, Samsung menegaskan bahwa perbedaan ini memang disengaja.
Galaxy Z Fold ditujukan untuk pengguna yang mengutamakan produktivitas dan multitasking. Dengan layar utama yang besar ketika dibuka, Fold dirancang untuk aktivitas seperti bekerja dengan dua aplikasi sekaligus, menonton video sambil mencatat, hingga membuka dokumen dengan tampilan lebih luas. Layaknya sebuah tablet yang bisa dilipat, Fold membawa keunggulan dari segi ruang kerja digital yang lebih fleksibel.
Sebaliknya, Galaxy Z Flip hadir untuk mereka yang menginginkan portabilitas, gaya, dan kemudahan akses cepat. Desain clamshell yang kompak ketika dilipat membuatnya mudah disimpan di saku, namun tetap menghadirkan layar besar saat dibuka.
Layar depan atau Flex Window kini lebih fungsional, memungkinkan pengguna melihat notifikasi, mengakses widget, hingga membalas pesan tanpa perlu membuka perangkat sepenuhnya.
Samsung juga menambahkan bahwa perilaku pengguna antara keduanya menunjukkan perbedaan yang konsisten. Pengguna Fold cenderung lebih sering memanfaatkan fitur multitasking, seperti membuka tiga aplikasi sekaligus, memindahkan konten antar jendela, dan bekerja di satu layar tanpa perlu berganti perangkat.
Sementara itu, pengguna Flip lebih aktif dalam mengambil foto, membuat konten dengan Flex Mode, serta berinteraksi langsung dari layar depan.
“Kami ingin memberikan pengalaman yang konsisten dan intuitif seperti ponsel bar-type pada umumnya, tetapi dengan tambahan manfaat dari form factor lipat. Perbedaan antara Flip dan Fold memang disengaja untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda,” jelas Sally Jeong, EVP and Head of Framework R&D Team, Samsung.

Foto: Sally Jeong, EVP and Head of Framework R&D Team, Samsung Electronics (dok.Samsung)
Sally juga menekankan bahwa tujuan utama dari tim UX Samsung adalah menghadirkan pengalaman yang terasa alami, baik saat perangkat dibuka maupun dilipat. Mereka memastikan bahwa antarmuka tetap responsif, transisi antar mode berjalan mulus, dan fitur-fitur seperti multitasking di Fold atau Flex Mode di Flip bekerja optimal sesuai konteks pemakaiannya.
Galaxy Z Fold7 dan Flip7, yang hadir dengan One UI 8 berbasis Android 16, telah disesuaikan agar bisa mengenali mode penggunaan pengguna dan beradaptasi secara otomatis. Misalnya, saat pengguna membuka aplikasi video di Fold, perangkat akan langsung mengatur tampilan layar penuh dengan opsi multitasking di sisi kanan.
Sedangkan di Flip, membuka kamera dalam posisi setengah terlipat akan langsung mengaktifkan Flex Mode untuk pengambilan gambar bebas genggam.
Samsung tidak mencoba menyamakan 'rasa pakai' di kedua perangkat ini. Sebaliknya, mereka merancang keduanya agar memiliki keunggulan masing-masing. Dengan begitu, pengguna bisa memilih perangkat sesuai kebutuhan, bukan hanya berdasarkan spesifikasi atau harga.