PHK 90 Ribu Karyawan Teknologi, Indonesia Peringkat Berapa?

Uzone.id – Laporan yang dipublikasikan RationalFX memaparkan bahwa sebanyak 90.471 karyawan startup dan perusahaan teknologi di seluruh dunia telah terdampak PHK sepanjang 1 Januari hingga 20 Mei 2025.
Tren ini dipimpin oleh Amerika dengan jumlah PHK mencapai 65.545 atau sekitar 72,5 persen dari jumlah total karyawan yang di PHK. Dilanjutkan oleh Jepang dengan 10.100 karyawan, Swedia 3.053 karyawan, dan Swiss 3.050 karyawan.
Dari sepuluh negara yang datanya diungkapkan oleh RationalFX, Indonesia menempati posisi ke-7 dengan 1.000 karyawan yang telah di-PHK sepanjang 2025. Disusul Israel sebanyak 896 karyawan, Jerman 513 karyawan, dan China 500 karyawan.
Sejauh ini, Intel jadi perusahaan teknologi yang telah memangkas jumlah karyawan terbanyak dengan 21.780 karyawan, disusul Panasonik 10.000 karyawan, dan Microsoft 8.840 karyawan.
Gelombang PHK yang menimpa Panasonik dilaporkan bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan mengurangi biaya operasi. Sementara itu, PHK yang menimpa para karyawan di Swedia diakibatkan dari kebangkrutan produsen baterai Northvolt.
Selain itu, meski pendapatan Microsoft terus bertumbuh secara stabil, raksasa teknologi tersebut juga tak ragu melakukan PHK sampai pada posisi senior di perusahaan. Sejak awal tahun 2025, Microsoft telah memberhentikan lebih dari 3 persen dari total tenaga kerjanya.
Tak hanya Microsoft, sejak awal tahun, Meta juga telah memberhentikan sebanyak 3.720 karyawan meski perusahaan mengalami peningkatan penjualan sebesar 16 persen yoy, dengan laba bersih naik menjadi $16,64 miliar (sekitar Rp271,2 triliun).
PHK besar-besaran juga menimpa karyawan Amazon sebanyak 2.200 orang dan HP sebanyak 2.000 orang. Gelombang PHK pada startup dan perusahaan teknologi ini dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi, suku bunga tinggi, dan percepatan peralihan ke arah otomatisasi dan AI.
Kini, tak sedikit perusahaan teknologi yang melakukan pemangkasan peran yang berpusat pada data. Perusahaan lebih fokus pada perekrutan untuk posisi yang berhubungan dengan komputasi awan (cloud) dan kecerdasan buatan (AI). Hal tersebut menunjukkan adanya pergeseran prioritas dalam industri teknologi.
Sama seperti yang dilakukan oleh startup Chegg. Baru-baru ini, Chegg memberhentikan 248 karyawan setelah berinvestasi pada asisten pembelajaran bertenaga AI, yang dibuat menggunakan GPT-4 OpenAI.
Situs RationalFX memperkirakan bahwa setiap hari, rata-rata 646 pekerja kehilangan pekerjaan sejak awal tahun. Jika tren ini berlanjut, perhitungan menunjukkan bahwa jumlah total PHK di sektor teknologi pada tahun 2025 akan mencapai 235.871 karyawan.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah perusahaan teknologi akan terus berfokus pada pemotongan biaya dan perampingan hingga tahun 2025, atau apakah kemajuan dalam AI akan mengarah pada penciptaan peran dan peluang baru di pasar teknologi.