Gadget

Efek Trump, Merek HP dari China Ramai-ramai Mau Tinggalin Google?

Muhammad Faisal Hadi Putra
Efek Trump, Merek HP dari China Ramai-ramai Mau Tinggalin Google?

Uzone.id - Ketegangan politik antara Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump dengan China, bikin merek-merek smartphone besar di China waswas. Laporannya, mereka khawatir akan senasib dengan Huawei yang dilarang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asal AS, termasuk dengan Google, si empunya Android.

Mengutip dari Xiaomi Time, beredar laporan kalau merek-merek smartphone besar asal China, seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, hingga OnePlus, tengah menjajaki kemungkinan untuk menciptakan OS Android sendiri yang tidak bergantung pada Google Mobile Service (GMS).



Kabarnya, hal ini dipicu oleh ketegangan perdagangan geopolitik yang sedang berlangsung antara AS dan China. Ketegangan ini menimbulkan kekhawatiran soal potensi larangan-larangan serupa yang sebelumnya diberlakukan  Trump pada masa jabatan pertamanya terhadap Huawei. 

Kala itu, Huawei dilarang menggunakan layanan Google, memaksa mereka untuk membangun sistem operasi mandiri berbasis Huawei Mobile Service (HMS) yang sekarang dikenal sebagai HarmonyOS.

Rumornya, merek-merek ini akan bekerja sama dalam mengembangkan OS tanpa GMS. Menariknya, Huawei disebut-sebut bakal ikutan terlibat, meskipun belum jelas dalam peran seperti apa.

Walau rincian kolaborasi antara Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus masih belum jelas, ada spekulasi bahwa HyperOS 3 dari Xiaomi mungkin akan menjadi pondasi bagi pengembangan OS tanpa layanan Google ini. 

Misteri terbesarnya adalah, apakah OS buatan merek-merek asal China ini tetap mendukung aplikasi Android yang sudah ada—seperti kemampuan memasang file berekstensi .APK, atau malah mengikuti jejak HarmonyOS NEXT berbasis Huawei Ark Compiler yang benar-benar menghapus dukungan aplikasi Android sepenuhnya.

Andai saja rumor ini benar-benar terjadi, maka dampaknya bakalan sangat besar untuk pasar ponsel Android secara keseluruhan. Xiaomi, Oppo, dan Vivo adalah merek besar yang selalu nangkring di posisi lima besar vendor smartphone global, tak terkecuali di Indonesia.



Ketika merek-merek ini meninggalkan GMS, artinya ekosistem Android yang sudah mapan bisa terpengaruh besar. Sialnya lagi, Google juga lagi dihantam kasus anti monopoli dengan pemerintah AS, seakan menjadi pukulan ganda buat raksasa pencarian tersebut.

Dan bagi pengguna, mungkin kalian juga harus menyesuaikan diri kembali menggunakan sistem operasi tanpa layanan Google yang sudah melekat erat dalam kehidupan sehari-hari, dari Gmail, Google Search, Google Maps, dan sebagainya.