Denza D9 Geser Alphard 2 Kali! Tanda Lahirnya ‘Alphard Killer’?

Uzone.id - Kehadiran Denza D9 sempat dianggap sebagai alternatif yang perlahan bisa 'membunuh' Toyota Alphard yang selama ini mendominasi pasar. Apakah anggapan tersebut mulai terwujud?
Kalau melihat data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang Maret 2025, Denza D9 berhasil mengalahkan penjualan Toyota Alphard.
Toyota Alphard berhasil terdistribusi sebanyak 225 unit, berbanding dengan capaian 1.587 unit Denza D9 yang berhasil terdistribusikan oleh BYD sepanjang Maret 2025.
Beralih ke dua bulan sebelumnya, pada Januari 2025, Alphard masih memimpin dengan penjualan sebanyak 427 unit, sementara Denza D9 hanya terjual sebanyak 25 unit saja.

Namun memasuki Februari 2025, Denza melesat dengan membukukan penjualan sebanyak 912 unit, mengalahkan Alphard yang penjualannya stagnan di kisaran 447 unit.
Artinya, sudah dua bulan ini Denza D9 mengalahkan penjualan Toyota Alphard dan makin menguatkan anggapan kalau MPV mewah listrik garapan BYD ini bakal menjadi pembunuh Alphard.
Dengan jenis MPV yang mirip-mirip, berjenis boksi dan diposisikan di kelas premium, Toyota mengandalkan nama besarnya dan nama Alphard yang sudah melekat kuat di benak kaum sultan Tanah Air.
Sementara Denza, hadir dengan tawaran kemewahan baru yang juga mengusung segmen elektrifikasi dan green lifestyle--meskipun Alphard juga sudah bisa dianggap seperti itu karena sudha mengusung teknologi hybrid.
Kemudian faktor harga yang biasanya kurang sensitif di segmen premium, kini coba dibuktikan Denza bahwa dengan banderol lebih murah, tetap bisa lebih laris dan membuat orang berpaling dari merek kuat ke alternatif baru.

Namun reputasi Toyota Alphard jelas masih belum bisa dilawan Denza D9 yang baru seumur jagung dan belum terbukti durabilitas dan user experience secara jangka panjang.
Selain itu, faktor masih terbatasnya infrastruktur seperti SPKLU dan purna jual, sepertinya masih butuh waktu lebih lama bagi Denza untuk menaklukkan Alphard yang sudah membangun reputasinya selama dua dekade lebih di Indonesia.