Heboh Karyawan Microsoft Serukan ‘Free Palestine’ Saat Satya Nadella Pidato

Uzone.id — Hal mengejutkan terjadi ketika CEO Microsoft, Satya Nadella berpidato dalam acara konferensi tahunan Microsoft Build pada Senin, (19/05).
Seorang karyawan Microsoft melakukan aksi protes saat CEO Microsoft Satya Nadella baru saja berada di atas panggung selama beberapa menit. Ia dengan lantang berteriak dan memprotes kontrak cloud dan AI Microsoft dengan pemerintah Israel.
Seruan dari karyawan Microsoft ini kemudian dilanjutkan dengan teriakan "Free Palestine!". Meski begitu, Nadella terlihat melanjutkan pidatonya, mengabaikan para pengunjuk rasa ketika mereka dikawal keluar dari aula di dalam pusat konferensi Seattle.
Tak hanya karyawan Microsoft saja yang melakukan aksi ini, salah satu pemrotes merupakan mantan karyawan Google yang dipecat karena melakukan protes karena teknologi Google digunakan untuk mendukung pemerintahan Israel.
Usut punya usut, salah satu karyawan Microsoft ini adalah Joe Lopez, ia merupakan insinyur firmware di tim Azure Microsoft dan sudah bekerja lebih dari 4 tahun.
Diketahui, seorang mantan karyawan Google juga ikut dalam aksi ini. Sebelumnya, ia dipecat karena menjadi bagian dari protes tahun lalu terhadap kontrak cloud Google dengan Israel.
Tak lama setelah interupsi ini, Lopez kemudian mengirim email kepada ribuan karyawan Microsoft, mengatakan bahwa dia "heran dengan sikap diam pimpinan” mereka.
"Pimpinan menolak klaim kami bahwa teknologi Azure digunakan untuk menargetkan atau membahayakan warga sipil di Gaza," kata Lopez dalam emailnya.
Ia melanjutkan, "Kami yang telah memperhatikan (teknologi ini) tahu bahwa ini adalah kebohongan besar. Setiap byte data yang disimpan di cloud (sebagian besar mungkin berisi data yang diperoleh dari pengawasan massal ilegal) dapat dan akan digunakan sebagai pembenaran untuk meratakan kota dan memusnahkan warga Palestina."
Microsoft sendiri keukeuh menyebut bahwa mereka tak menggunakan Azure untuk mendukung aksi Israel. Minggu lalu misalnya, mereka melakukan tinjauan internal dan eksternal untuk menilai bagaimana teknologinya digunakan dalam konflik di Gaza.
Microsoft mengatakan bahwa hubungannya dengan Kementerian Pertahanan Israel (IMOD) "terstruktur sebagai hubungan komersial standar," dan mereka "tidak menemukan bukti bahwa teknologi Azure dan AI Microsoft, atau perangkat lunak yang lain, telah digunakan untuk melukai orang.”
Ini bukan kali pertama Microsoft diprotes dalam acara besar mereka, protes karyawan kali ini terjadi hanya beberapa minggu setelah dua mantan karyawan Microsoft mengganggu acara ulang tahun ke-50 perusahaan.
Salah satunya menyebut CEO AI Microsoft, Mustafa Suleyman, sebagai "pencatut perang" dan menuntut agar Microsoft "berhenti menggunakan AI untuk genosida di wilayah kami." Pengunjuk rasa kedua juga menginterupsi salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, mantan CEO Steve Ballmer, dan Nadella dalam acara tersebut.