Bedah Canggihnya GPU Nvidia RTX 50 Series

Kuala Lumpur, Malaysia, Uzone.id – Kalau ngomongin soal kartu grafis, apalagi dari GeForce RTX Series keluaran Nvidia, pasti bicaranya soal grafis game yang mendekati realita, FPS yang kencang, tekstur yang luar biasa, intinya pengalaman gaming yang maksimal. Dan memang inilah yang ditawarkan oleh jajaran Nvidia RTX 50 Series, dari RTX 5090, RTX 5080, RTX 5070 Ti dan 5070, hingga RTX 5060 Ti dan 5060.
Tapi sebenarnya, bukan cuma soal experience gaming yang lebih bagus berkat RTX 50 Series. Ini tentang bagaimana kecerdasan buatan yang berpadu dengan arsitektur Blackwell terbaru pada jajaran kartu grafis anyar Nvidia ini.
Langsung dari acara Nvidia Consumer AI Showcase di Kuala Lumpur Malaysia, tim Uzone.id diajak untuk membedah fitur-fitur dari jajaran Nvidia RTX 50 Series.
Arsitektur Blackwell yang baru
Mari sedikit bicara soal arsitektur baru yang diadopsi Nvidia pada RTX 50 Series, Blackwell. Ini adalah penerus Ada Lovelace yang dilengkapi dengan kemampuan AI dan neural rendering yang lebih baik lagi.
Ada berbagai macam fitur baru yang dihadirkan, seperti Deep Learning Super Sampling (DLSS) 4 dengan Multi Frame Generation. Ambil contoh RTX 5090 saja, seri GPU RTX paling cepat saat ini, memiliki 92 miliar transistor yang menyediakan lebih dari 3.350 TOPS.
Memadukan arsitektur Blackwell dan DLSS 4 pada GPU ini, memberikan kemampuan hingga 2 kali lipat ketimbang RTX 4090.
“Jadi, hal pertama adalah kinerja Blackwell yang lebih baik, sehingga menyelesaikan segalanya lebih cepat. Jadi, kinerja RTX 5090 lebih cepat dibanding RTX 4090, apalagi ketimbang RTX 3080 Ti,” jelas John Gillooly, Technical Product Marketing Manager, Asia Pacific South NVIDIA, dalam acara.

Nah selain itu, fitur-fitur baru lainnya seperti RTX Neural Shaders, RTX Neural Faces, hingga RTX Mega Geometry yang memberikan realisme lebih tinggi, terutama buat kalian para gamer yang ingin pengalaman gaming-nya jauh lebih oke lagi.
Realistisnya game AAA berkat DLSS 4
Sorotan utama pada RTX 50 Series adalah DLSS 4 dengan Multi Frame Generation. Teknologi ini hadir di seluruh jajaran, termasuk RTX 5060 sekalipun.
Tugas utama fitur ini adalah menambah frame pada game yang dimainkan. Dalam acara, John pamer kemampuan PC gaming bertenaga RTX 5080 yang bisa memainkan game Black Myth: Wukong pada grafis ‘rata kanan’ pada frame rate 176 FPS, dari sebelumnya mentok di 32 FPS.
Serupa juga terjadi pada Alan Wake II. Game berat ini bisa lancar banget dimainkan pada 176 FPS. Tekstur pada game juga terlihat begitu jelas, dengan shadow (bayangan) hingga efek paparan cahaya yang mendekati realita. Pertanyaannya, kok bisa?

Secara garis besar, DLSS 4 dengan Multi Frame Generation menciptakan hingga tiga frame tambahan dari satu frame yang dirender secara tradisional. Itu artinya, tingkat FPS pada game jauh lebih mulus lagi, bahkan sampai 8 kali lipat dibanding metode rendering brute-force tradisional.
Bayangin aja, bisa main resolusi 4K, grafisnya di-setting ‘rata kanan’, tapi FPS tetap mulus tanpa hambatan sama sekali.
John menyebut, saat ini teknologi DLSS 4 dengan Multi Frame Generation sudah mendukung lebih dari 100 game dan aplikasi, beberapa di antaranya seperti Black Myth: Wukong, Cyberpunk 2077, Half-Life 2, dan sebagainya.
“Untuk saat ini, ada lebih dari 100 game yang sudah mendukungnya, ditunggu game lain selanjutnya,” katanya.
RTX Neural Shaders, Neural Faces dan Mega Geometry

Game AAA sekarang punya grafis yang bikin takjub, setuju? Tapi Nvidia RTX 50 Series bikin grafisnya jauh lebih baik lagi. Salah satu teknologinya adalah RTX Neural Shaders, fitur baru yang membawa neural network ke dalam shader yang dapat diprogram untuk menghasilkan material dan pencahayaan yang lebih nyata, tapi secara real-time.
Nah, teknologi ini kian disempurnakan oleh RTX Mega Geometry. Dalam sebuah grafis, hampir semua objek yang kompleks—karakter, lingkungan, mobil, dan sebagainya, dibuat dari kumpulan mesh yang terdiri dari banyak sekali segitiga. Ini adalah bentuk dasar yang digunakan untuk merepresentasikan permukaan objek 3D, dimana semakin banyak segitiga, maka semakin detail objeknya.
Dengan munculnya Unreal Engine 5 Nanite, makin ke sini game dipenuhi banyak segitiga yang membuatnya punya grafis yang lebih detail dari sebelumnya.
Masalahnya, makin kompleks tampilan game dengan ray tracing pula, tingkat bounding volume hierarchy (BVH) pada setiap frame untuk berbagai levels of detail (LOD) juga meningkat signifikan, sehingga mustahil untuk mencapai peningkatan frame rate secara real-time.
Inilah gunanya RTX Mega Geometry. Fitur ini mempercepat pembangunan BVH, memungkinkannya untuk meningkatkan ray tracing hingga 100 kali lebih banyak dibanding sebelumnya. Ingat lagi, makin banyak segitiga, maka makin detail lagi game-nya.
“Geometri berarti kompleksitas objek dalam pemandangan,” ujarnya.
Dari tadi soal peningkatan grafis pada lingkungan, bangunan, atau objek lainnya saja. Bagaimana dengan karakter manusia? Nvidia memperkenalkan RTX Neural Faces yang bisa membuat wajah lebih ekspresif, bahkan saat bergerak cepat., termasuk rambut dan kulit pada karakter game yang lebih akurat lagi.
“Jadi, ini adalah teknik yang sangat menarik dan Anda dapat melihatnya di sini untuk menambah realisme dari apa yang Anda lihat,” jelas John.
Lebih kencang, efisiensi daya lebih baik

Meski punya performa luar biasa, RTX 50 Series justru memiliki efisiensi daya yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya. Ini berkat desain chip terbaru berbasis Blackwell yang secara signifikan menurunkan kebutuhan daya untuk performa yang sama atau bahkan lebih tinggi.
“Kita sebut power gating. Jadi, saat harus beralih dari kekuatan penuh ke mode sleep, hanya membutuhkan waktu yang jauh lebih sedikit. Karena biasanya, semakin tinggi dayanya maka semakin lama waktu yang dibutuhkan ke mode daya rendah, sehingga lebih cepat Anda dapat melakukannya maka bisa menghemat banyak daya,” klaim John.
Saat ini, jajaran RTX 50 Series sendiri beberapa di antaranya sudah masuk ke Indonesia. Nvidia sudah menjual RTX 5070 dengan harga Rp11.209.000, kemudian RTX 5070 Ti dengan harga mulai Rp15.292.000, RTX 5080 yang dijual Rp20.397.000, serta RTX 5090 yang jadi kartu grafis termahal dengan harga Rp40.814.000.
Sementara RTX 5060 Ti dan 5060, dibanderol dengan harga mulai USD379 atau Rp6,3 jutaan untuk model 8 GB dan USD429 atau Rp7,2 jutaan untuk versi 16 GB. Sedangkan Nvidia RTX 5060 dijual dengan harga USD299 atau Rp5 jutaan.