Automotive

Banyak Orang Buru-Buru Beli Harley Davidson, Takut Keburu Naik harga

Bagja Pratama
Banyak Orang Buru-Buru  Beli Harley Davidson, Takut Keburu Naik harga

Uzone.id - Panic buying ternyata gak melulu soal sembako. Urusan moge sekelas Harley Davidson pun bisa menyebabkan banyak orang terburu-buru untuk membelinya, sebelum harganya naik dan makin mahal.

Ya, penjualan Harley-Davidson di dealer dealer Villiers-Sur-Marne, luar kota Paris tengah melesat. Sejumlah warga penggemar moge di Prancis buru-buru membeli moge asal Amerika Serikat tersebut. 



Ini dilakukan sebab ada kekhawatiran tak lagi bisa membeli moge itu karena harganya melambung tinggi akibat perang dagang.

"Sekarang atau tidak sama sekali," ungkap Stephane Roger, seorang tukang kayu yang tengah mempertimbangkan membeli Harley itu dilansir Reuters.

Menurut Stephane, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli moge Harley impiannya. Terlebih usai dirinya mendengar ada 'Hari Pembebasan' tarif dari Presiden AS Donald Trump.

Sepeda motor merupakan salah satu barang-barang Amerika yang akan dikenai tarif Uni Eropa.

Setelah Trump menangguhkan tarifnya untuk beberapa negara, Uni Eropa pun melakukan hal serupa. Pungutannya juga ditangguhkan dan mengungkap mereka masih bisa menerapkan tarif tinggi bila negosiasi gagal.

"Ya, saya rasa ini saatnya untuk membeli Harley," kata Theo Mottet seorang tentara Prancis berusia 30 tahun yang juga tengah mengincar moge Harley.

Menurutnya bila nanti tarif berpengaruh terhadap harga, maka tidak mungkin lagi bagi orang biasa untuk membeli Harley.

Untuk diketahui, Trump menunda tarif impor selama 90 hari untuk puluhan negara, kecuali seminggu setelah mengumumkan sanksi besar terhadap sebagian besar dunia karena praktik perdagangan yang dia anggap tidak adil atau tarif resiprokal.

Trump menunda tarif terhadap 60 mitra dagang AS dan UE, yang minggu lalu berkisar dari 46% untuk Kamboja, 32% untuk Indonesia, dan 20% untuk negara anggota UE.

Namun, para kritikus berpendapat bahwa tarif tersebut tidak dihitung berdasarkan tarif yang dikenakan negara lain terhadap AS.



Tarif ditetapkan berdasarkan perhitungan surplus perdagangan negara tersebut dengan AS oleh pemerintahan Trump. Meski ada penundaan, tarif dasar sebesar 10% tetap berlaku untuk semua impor dari negara mana pun.

Penundaan ini tidak mempengaruhi tarif yang sudah lebih dulu diberlakukan oleh Trump, termasuk untuk baja, aluminium, mobil, dan suku cadang kendaraan. Produk energi dan mineral tertentu yang tidak tersedia secara domestik juga tidak termasuk dalam penundaan ini.