Gadget

Arti Inovasi di Apple: Ambisi, Kreativitas dan Peran Anak Muda

Hani Nur Fajrina
Arti Inovasi di Apple: Ambisi, Kreativitas dan Peran Anak Muda

Uzone.id – Hari itu sangat cerah, dengan angin sepoi-sepoi yang begitu adem. Berbincang santai di tepi taman dengan pepohonan rindang saat itu terasa hangat. Siapa sangka, salah satu SVP mentereng dari Apple dapat meluangkan waktu untuk berbagi cerita kepada kami.

Hari ketiga dari rangkaian aktivitas WWDC 2025 di Cupertino, Uzone sebagai salah satu undangan merasa begitu terhormat dapat bertatap muka dengan Joz, panggilan akrab dari Greg Joswiak yang memegang jabatan Senior Vice President of Worldwide Marketing di Apple.

Ia menghampiri kami dengan senyuman ramah sambil menyapa. Mengenakan kemeja rapi berwarna hitam campur biru gelap dengan corak hewan-hewan seperti singa, harimau, dan burung hantu. Mungkin karena mataharinya cukup terik, ia mengenakan kacamata hitam.



Setelah bersalaman, ia langsung menarik kursi di tengah, duduk di antara kami semua. Setelah mengucapkan terima kasih sudah repot-repot datang ke Apple Park, dia gantian bertanya soal kesan acara WWDC. Tentu kami semua menjawabnya dengan penuh antusias.

Hari itu cukup spesial, karena nyatanya Joz baru merayakan hari jadi bekerja di Apple yang ke-39 tahun di pekan itu. Waktu yang terbilang lama untuk bekerja di sebuah perusahaan. Entah kenapa, sangat terpancar dedikasinya sejak dulu untuk membangun Apple seperti sekarang.

Sebagai “orang lama” Apple, kami pun bertanya hal paling umum kepada Joz, namun sebelum ia menjawab pun, kami sudah tahu akan menikmati jawabannya apapun itu.

Apa sih, arti inovasi bagi Apple?” begitu pertanyaannya.

Joz menjawab, “Inovasi itu tentang bagaimana kreativitas menyatu dengan keahlian teknis - sebuah pertemuan antara seni liberal dan teknologi.”

Dari jawaban tersebut, kami belajar perbedaan antara membuat sesuatu, dan membuat sesuatu yang berbeda. Sebab ketika fokusnya hanya keahilan teknis, orang bisa membuat sesuatu yang solid, tapi tidak  hal baru yang benar-benar beda. Kreativitas adalah kunci untuk menemukan perbedaan tersebut.

Itulah mengapa Apple selalu mendorong orang-orang untuk bisa menggabungkan dua sisi itu – kreatif dan juga mampu secara teknikal. Jika dulu mungkin Steve Jobs pernah bilang, Pixar adalah perusahaan kreatif paling jago secara teknis di dunia karena mereka bikin software sendiri –bahkan dipakai studio animasi lain– nah, Apple kebalikannya. Apple ingin menjadi perusahaan teknologi paling kreatif di dunia.



Dari cerita Joz, mindset yang ditanamkan di Apple adalah, perusahaan harus bisa bikin hal-hal baru dan harus berbeda, serta dapat menyelesaikan masalah. Ide bisa datang dari mana saja, katanya, karena tidak ada hirarki ketat soal ide.

Tugas di tim product marketing adalah membantu ide-ide bagus dapat berkembang dan menjadi nyata. Ditambah dunia teknologi bergerak begitu cepat, sehingga kreativitas menjadi wajib hukumnya – dan sudah sedari dulu mengalir di Apple.

Apple adalah rumahnya para kreator. Hampir sulit membayangkan orang kreatif tidak menggunakan produk Apple. Hal ini yang menjadi fondasi kuat perusahaan untuk terus menjalin koneksi dan “nyambung banget” dengan generasi muda.

Oleh karena itu, skill paling penting bagi generasi muda adalah kemampuan teknis dan kreativitas. Jika ada anak muda yang mungkin bukan engineer, tapi orang itu harus tetap tahu hal dasar yang sedang dikerjakan. Pun sebaliknya, sisi kreatif menjadi tempat awal lahirnya hal-hal baru, budaya, dan identitas sebagai manusia.

Apple percaya, teknologi adalah alat ekspresi kreativitas. Dan Apple membantu mengeluarkan sisi kreatif itu. Selama ini, Apple berpegang teguh bahwa perusahaan harus meninggalkan dunia dalam kondisi lebih baik.

Hal-hal esensial seperti pendidikan, lingkungan, dan aksesibilitas sifatnya begitu penting.