Apple Dkk Gak Jadi Lega, Barang Elektronik Tetap Kena Tarif Trump

Uzone.id — Jumat, (12/04) lalu, Donald Trump membuat pengumuman kalau tarif impor tidak akan diterapkan pada barang elektronik seperti smartphone, laptop dan lainnya. Kabar yang sekaligus bikin lega perusahaan teknologi sekelas Apple.
Sayangnya, kabar gembira ini hanya berlaku beberapa hari saja. Donald Trump kembali membuat gebrakan dengan mengumumkan sebuah aturan baru terkait barang-barang elektronik ini.
Dalam laporan BBC, Senin, (14/04), Donald Trump mengatakan bahwa smartphone dan barang elektronik lainnya buatan China tidak akan dibebaskan dari tarif. Produk-produk ini kemudian akan dipindahkan ke dalam "wadah" tarif yang berbeda.
Kabar ini juga disampaikan Trump dalam media sosialnya, ia mengatakan hal yang sama dan menyebut kalau klaim sebelumnya adalah laporan palsu.
“Tidak ada pengecualian untuk produk-produk ini, mereka hanya berpindah ke ‘wadah’ tarif yang berbeda,” katanya.
Ia juga menambahkan, “Kami sedang meninjau sektor semikonduktor dan SELURUH RANTAI PASOKAN ELEKTRONIK dalam Investigasi Tarif Keamanan Nasional yang akan datang."
Dia mengatakan akan memberikan kabar terbaru tentang bea masuk semikonduktor ini.
Terkait ucapan Trump tersebut, anggota pemerintahan Gedung Putih menambahkan bahwa produk-produk seperti smartphone, laptop dan lainnya ini akan dipindahkan pada "tarif semikonduktor" sebagai gantinya.
Trump sendiri belum memberikan rincian soal berapa tarif ‘semikonduktor’ yang akan diterapkan pada setiap negara. Tapi, jika tarif ini benar-benar dikenakan, maka Apple dan perusahaan teknologi yang banyak memproduksi produknya di China (dan negara lain) harus siap-siap untuk menghadapi kenaikan tarif dan melakukan strategi agar produksi tetap berjalan dengan normal.
Ada beberapa opsi yang bisa dilakukan untuk menghadapi tarif tersebut, salah satunya adalah dengan menaikkan harga produk yang dibebankan kepada konsumen.
Seperti saat adanya tarif impor Trump, kenaikan harga yang dibebankan ini bisa mencapai 40 persen, tergantung pada negara yang memproduksi perangkat tersebut.
Salah satu yang sudah terdampak adalah Sony yang sudah menaikkan harga PS5 mereka di Eropa, Australia, dan New Zealand sebesar 10 persen akibat ‘ekonomi yang menantang’. Belum lagi Apple yang juga sudah ‘menimbun’ perangkat di AS sebagai persiapan menghadapi perang tarif ini.
Karena Amerika Serikat sedang ‘perang harga’ dengan China, negara tirai bambu tersebut kemungkinan akan mendapat bagian tarif tertinggi seperti tarif impor sebelumnya yang tercatat menyentuh 125 persen—yang kemudian penerapannya di-pause 90 hari.
China sendiri sudah meminta Donald Trump untuk "sepenuhnya membatalkan" rezim tarifnya, dan "kembali ke jalan yang benar untuk saling menghormati" satu sama lain. Tapi, namanya juga Trump, sepertinya dia akan terus melakukan berbagai cara untuk ‘memenangkan’ perang ini.