Digilife

AI Kian Canggih, Indonesia Siap Sambut Agentic AI?

Muhammad Faisal Hadi Putra
AI Kian Canggih, Indonesia Siap Sambut Agentic AI?

Uzone.id - Dari chatbot canggih seperti ChatGPT besutan OpenAI hingga Gemini buatan Google, kemudahan mengakses AI di mana saja dan kapan saja via smartphone, sampai sistem otomatisasi di berbagai sektor, AI semakin menjadi bagian dari ekosistem digital global. 

Pertanyaannya, seberapa siap sih Indonesia dalam menghadapi era baru dari teknologi kecerdasan buatan (AI) yang lebih mandiri dan otonom, yaitu agentic AI?

Kepada tim Uzone.id dalam sesi diskusi ‘Lenovo Tech Day 2025’, Fan Ho selaku Executive Director & General Manager Lenovo, memberikan pandangannya terkait pertanyaan yang kami sampaikan.



Menurutnya, Indonesia sebenarnya sudah memiliki strategi AI yang telah masuk dalam agenda nasional hingga tahun 2045. Strategi ini, katanya, menandakan keseriusan pemerintah dalam mengadopsi teknologi AI untuk berbagai sektor.

"Kami menyadari bahwa pemerintah Indonesia sebenarnya sudah memiliki strategi AI dalam agenda nasional yang mencakup dari tahun 2020 hingga 2045," ujarnya, di Jakarta pada Kamis (27/2).

Hanya saja, soal pengembangan AI ini, Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara. Fan Ho menyebut setidaknya ada tiga negara yang menjadi ‘benchmark’ soal pengembangan AI, terkhusus large language model (LLM).

Ketiganya adalah Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang. Ketiga negara ini memimpin dalam investasi serta infrastruktur AI, yang memungkinkan semuanya memiliki keunggulan dalam teknologi AI yang lebih maju.

“Saat ini, ada tiga negara yang menghabiskan dana besar untuk pengembangan AI, yaitu AS, China, dan Jepang," katanya.

“AS menyumbang lebih dari 50 persen dari semua pusat data besar,” tambah Fan Ho.

Ia menilai, Indonesia masih punya banyak PR yang perlu dikejar, dimana infrastruktur menjadi kunci utamanya. Terlebih, bila pengembangan AI ini ditujukan agar memahami bahasa serta kebutuhan lokal. 

"Masih banyak yang bisa dikejar oleh Indonesia untuk benar-benar meningkatkan infrastruktur dan melihat apa yang relevan bagi negara ini," ujarnya.

“Karena pada akhirnya, ini sangat tergantung pada konten lokal, bahasa lokal, dan bagaimana model-model ini dapat mendukung yang terbaik,” jelas Fan Ho.

Siapkah Indonesia dengan agentic AI?

Lebih lanjut, menyangkut adopsi agentic AI di Indonesia, sebenarnya sudah banyak organisasi dan perusahaan yang mulai berfokus pada teknologi ini. Salah satu industri terdepan yang sudah fokus pada agentic AI adalah perbankan. 

Keberhasilan AI di sektor ini dapat menjadi pendorong bagi sektor lain untuk segera mengikuti jejak digitalisasi dengan memanfaatkan teknologi AI yang lebih canggih.

“Dan saya pikir Anda akan melihat organisasi mulai mengadopsinya berdasarkan kebutuhan mereka,” klaim Fan Ho.

“Dari perspektif ini, saya pikir masih banyak yang dapat dieksplorasi oleh Indonesia,” ucapnya.



Dari sisi Lenovo sendiri, Fan Ho mengatakan kalau perusahaan berkomitmen untuk berinvestasi dalam pengembangan AI di tanah air. Menurutnya, Lenovo telah meningkatkan investasinya di bidang infrastruktur teknologi dan layanan AI guna membantu bisnis dan organisasi di Indonesia mengadopsi teknologi ini secara lebih efektif.

"Kami tentu saja meningkatkan investasi kami di Indonesia. Infrastruktur teknologi inti sangat penting untuk membantu adopsi AI, dan kami berinvestasi cukup banyak untuk mendukung Indonesia dalam hal ini,” pungkas Fan Ho.