700 Ribu Data Pegawai Kemenhan Diretas, Siapa Dalangnya?

Uzone.id – Beberapa hari yang lalu, sebanyak 700 ribu data milik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) diduga bocor.
Data yang bocor merupakan data CPNS yang berasal dari website internal lama Biro Humas yang memang bisa diakses oleh publik di laman terbuka.
Informasi mengenai kebocoran ini pertama kali mencuat setelah akun X dengan username @H4ckmanac mengunggah tweet yang mengatakan bahwa telah terjadi kebocoran data di Kemenhan.
"Seorang pelaku kejahatan siber yang menggunakan alias 'DigitalGhost' mengklaim telah membocorkan basis data yang berisi data pribadi 700.000 individu dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (KEMHAN RI)," tulisnya.
Data ini mencangkup informasi sensitif seperti NIK, nomor peserta, nama lengkap, tanggal ujian, sesi ujian, lokasi ujian, posisi atau jabatan yang dilamar hingga unit penempatan CPNS di lingkungan Kemenhan.
Merespon hal ini, Frega Ferdinand Wenas selaku kepala biro informasi pertahanan Kemenhan meminta agar warga tidak mudah terprovokasi, serta meminta warga agar tetap tenang.
Sebab, situs yang diretas adalah situs internal lama milik Biro Humas yang aplikasinya sudah berakhir sejak 2024.
“Berdasarkan penelusuran sementara, data yang dipublikasikan merupakan data CPNS Kemhan tahun 2021, khususnya terkait hasil pengolahan nilai Seleksi Kompetensi Dasar oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN),” ungkap Frega Ferdinand Wenas selaku kepala biro informasi pertahanan Kemenhan.
Beliau juga menjelaskan bahwa data tersebut bersifat publik dan merupakan lampiran surat dari BKN. Sebelumnya, data tersebut juga pernah diunggah pada website Kemenhan sebagai bentuk transparansi.
Namun, Biro Kepegawaian Kemenhan kemudian menarik data tersebut untuk mencegah potensi penyalahgunaan, serta menjaga ketertiban informasi.
Sementara itu, website utama Kemenhan, termasuk email resmi dan data strategis lainnya telah aman dan tidak terdampak secara signifikan.
Sebagai langkah pencegahan, untuk saat ini Kemenhan juga telah melakukan audit internet serta memperkuat sistem pengaman dengan berkoordinasi dengan satuan kerja keamanan siber.
“Proses pembaruan dan peningkatan prosedur keamanan siber secara berkelanjutan terus dilakukan untuk mencegah potensi gangguan serupa, guna menjaga kepercayaan publik terhadap proses rekrutmen maupun layanan Kemenhan,” ungkap Frega.
Sebenarnya, aksi peretasan terhadap situs Kemenhan ini bukan kali pertama terjadi. Pada November 2023 silam, situs Kemenhan juga pernah diretas oleh pihak tidak bertanggung jawab. Aksi peretasan tersebut merugikan 667 user dan 37 karyawan Kemenhan yang data pribadinya mengalami kebocoran.