Berita Pilihan

5 Tahun Hadir, SheHacks Temani 34 Ribu Perempuan Di Sektor Teknologi

Aisyah Banowati
5 Tahun Hadir, SheHacks Temani 34 Ribu Perempuan Di Sektor Teknologi

Uzone.id – Data dari International Finance Corporation (IFC) menunjukkan bahwa sekitar 70 persen UMKM milik perempuan di Indonesia menghadapi kendala pendanaan. Sementara itu, McKinsey mengungkapkan bahwa perempuan hanya mengisi 11 persen posisi kepemimpinan di sektor teknologi. 

Ketimpangan ini bukan hanya soal akses modal, tetapi juga minimnya kepercayaan investor terhadap kemampuan perempuan sebagai pemimpin. Padahal, perempuan memiliki peran yang krusial dalam ekosistem, terutama dalam sektor ekonomi.

Ironisnya, meski perempuan mendominasi 58 persen tenaga kerja pada sektor ekonomi kreatif, perempuan di Indonesia menghadapi kesenjangan upah mencolok yang mencapai lebih dari 75 persen. Serta, minimnya representasi perempuan pada sektor ekonomi yang hanya mencapai 25 persen dari total tenaga kerja. 



Dalam report yang dikeluarkan oleh SheHacks, pengusaha perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia menghadapi berbagai hambatan yang menghalangi kemampuan mereka untuk memulai, mempertahankan, dan mengembangkan bisnis.

Laporan OECD 2022 menunjukkan bahwa akses terhadap modal menjadi hambatan utama. Data menunjukkan bahwa hanya 29 persen pengusaha perempuan yang berhasil memperoleh pinjaman bank. Sedangkan, ada setidaknya 43 persen pengusaha laki-laki yang berhasil. 

Di Indonesia sendiri, norma budaya sering membatasi perempuan dalam berambisi. Harapan masyarakat akan tanggung jawab perempuan dalam keluarga kerap menciptakan hambatan lebih lanjut.



Program SheHacks 2025

Indosat Ooredoo Hutchison melalui program SheHacks, yang merupakan sebuah inisiatif pemberdayaan perempuan di bidang teknologi, menawarkan sebuah ruang yang mendorong kepemimpinan inklusif dalam AI dan dunia digital. 

Dalam lima tahun terakhir, program ini telah mewadahi lebih dari 34.000 perempuan untuk berkembang melalui Startup Lab, Ideation Lab, dan Innovate Lab. Meskipun dampaknya terhadap akses pendanaan peserta masih moderat (rata-rata 2,88 dari 5), SheHacks terbukti signifikan dalam mendorong pertumbuhan bisnis dan perluasan pasar. 

Tercatat, 25 persen peserta berhasil menjangkau lima pasar baru, dan hampir 80% startup binaan menciptakan lapangan kerja. Bahkan, beberapa startup alumni mengalami peningkatan pendapatan hingga tiga kali lipat.  

SheHacks tak hanya melatih, tapi juga menghubungkan peserta dengan mentor, investor, dan peluang global. Pada tahun 2024, lima startup terpilih mendapat kesempatan mengikuti Validation Trip ke Sydney, Australia. Kegiatan tersebut merupakan sebuah terobosan yang membuka pintu kolaborasi lintas negara dan akses ke investor global.

Program SheHacks 2025 juga sejalan dengan visi Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang tertuang dalam delapan pilar ASTA Ekraf, terkhusus pada pilar Ekraf Kaya, Talenta Ekraf, dan juga Sinergi Ekraf.

“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar pemerintah, swasta, dan komunitas dapat menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berdaya saing ke tingkat daerah. Hal ini sejalan dengan visi Kementerian Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif yang berfokus pada pembangunan, dimulai dari daerah-daerah, memperkuat pertumbuhan dan inovasi dari akar umum,” tutur Muhammad Neil selaku Deputi Bidang Kreatifitas Digital dan Tata Kelola Kemenkraf, Jumat (25/4). 

SheHacks menunjukkan bahwa akar ketidaksetaraan pendanaan gender terletak pada keterbatasan akses dan sistem yang tidak inklusif, bukan pada kapasitas perempuan. Dengan konsistensi dan strategi yang tepat, perempuan Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing dan memegang posisi kepemimpinan.